Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dinilai memiliki pertumbuhan permintaan listrik yang cukup tinggi yaitu berkisar antara 7 persen hingga 8 persen per tahun dimana beban puncaknya berasal dari wilayah Jawa, Madura dan Bali yang saat ini sudah mencapai 23 ribu mega watt (MW).
Manajer Senior Komunikasi Korporat PT PLN, Bambang Dwiyanto mengatakan, persentase tersebut jika dinilaikan mencapai 1.000 MW per tahun. Pendorong kenaikan permintaan listrik tersebut terjadi di Sumatra dan beberapa daerah lainnya. Bahkan pertumbuhan di Sumatra justru secara prersentase lebih tinggi dari persentase pertumbuhan nasional.
"Hal ini karena angka rasio elektrifikasi di luar Jawa masih lebih rendah dibanding di Jawa. Sementara angka rasio elektrifikasi nasional sekitar 80 persen. Artinya, masih ada 20 persen masyarakat Indonesia yang belum memiliki akses terhadap listrik," ujarnya di Jakarta, Minggu (6/7/2014).
Menurutnya, pemerintah dan PLN telah mengambil langkah untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan listrik yang tinggi tersebut. PLN juga telah memiliki rencana usaha penyediaan tenaga listrik untuk 10 tahun ke depan.
"Jadi, berdasarkan tren pertumbuhan tersebut, sudah diketahui prediksi kebutuhan listrik untuk tiga tahun, empat tahun, lima tahun bahkan 10 tahun ke depan," kata dia.
Bambang menjelaskan, langkah yang telah dilakukan pemerintah dan PLN berusaha membangun pembangkit baru, jaringan baru, gardu-gardu listrik baru, di antaranya seperti proyek percepatan pembangunan PLTU 10 ribu MW atau biasa disebut dengan fast track program (FTP) yang dimulai sejak tahun 2007. Pemerintah juga telah meluncurkan FTP tahap 2 yang kapasitasnya 17.500 MW.
Meski demikian, Bambang juga berharap upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan PLN ini juga diimbangi dengan langkah penghematan yang dilakukan oleh para pelanggan listrik sehingga listrik yang tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara luas.
"Upaya lain tentu dengan meminta pelanggan berhemat. Mengurangi pemakaian yang tidak perlu untuk sedikit mengerem pesatnya pertumbuhan permintaan," tandasnya.
Energi & Tambang