Orang RI Doyan Makan Bikin Neraca Perdagangan Juni Defisit

"Paling banyak impor makanan jadi, karena orang Indonesia hobinya makan melulu sehingga banyak yang terkena obesitas," terang Ryan Kiryanto.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 04 Agu 2014, 09:31 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2014, 09:31 WIB
Ekspor Impor 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Ryan Kiryanto memperkirakan neraca perdagangan Indonesia sepanjang Juni 2014 ini akan mencatatkan defisit. Padahal bulan sebelumnya, neraca perdagangan mengalami surplus sebesar US$ 70 juta.

"Neraca perdagangan Juni ini defisit sekitar US$ 200 juta," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (4/8/2014).

Penyebabnya, kata Ryan, terjadi impor besar-besaran menjelang Lebaran lalu sebagai antisipasi kenaikan harga, terutama di sektor pangan. "Paling banyak impor makanan jadi, karena orang Indonesia hobinya makan melulu sehingga banyak yang terkena obesitas," terangnya.

Dia menilai, lonjakan konsumsi dan permintaan terhadap makanan jadi
merupakan imbas dari meningkatnya daya beli masyarakat. "Daya beli masyarakat kuat karena pemerintah masih bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen per tahun," cetus Ryan.

Sementara Ekonom PT Bank Mandiri Tbk, Andy Asmoro meramalkan defisit neraca perdagangan pertengahan tahun ini sekitar US$ 218 juta.

"Ekspor turun 0,6 persen MoM (-0,1 persen Yoy), sedangkan impor naik 1,4 persen MoM (-4,3 persen Yoy) di Juni 2014," katanya.

Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Telisa Aulia Afianti mengaku perkiraan defisit neraca perdagangan di Juni 2014 terjadi karena ada lonjakan impor Lebaran serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Kalau lihat data tahun lalu untuk Juni 2013, polanya memang defisit. Mungkin defisit neraca perdagangannya sekitar US$ 300 juta sampai US$ 350 juta," imbuh dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya