Liputan6.com, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Ryan Kiryanto memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2014 akan berada di level 5,25 persen. Proyeksi tersebut melambat karena adanya tekanan laju ekspor dan realisasi belanja pemerintah.
"Kami proyeksikan pertumbuhan ekonomi sepanjang April-Juni ini sekitar 5,25 persen," ungkap dia kepada Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Selasa (5/8/2014).
Ryan mengaku, penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia antara lain karena realisasi belanja pemerintah tak sesuai harapan serta adanya tekanan laju ekspor.
"Belanja pemerintah masih saja memble, padahal ada pemilu lho. Jadi bukan karena soal pemangkasan anggaran saja," katanya.
Lanjut dia, melempemnya belanja pemerintah menghambat ekonomi Indonesia bertumbuh lebih dari 5,25 persen. Hal ini dikarenakan beberapa faktor termasuk persoalan wewenang pencairan anggaran Kementerian/Lembaga.
"Jadi juga karena sebagian menteri mengambil cuti kampanye, sehingga anggaran tidak cair sebab pejabat di bawahnya mungkin takut bermasalah kalau berani mencairkan. Kuasa pemegang anggaran kan menteri, bukan Dirjen atau pejabat eselon satu lainnya," tegas Ryan.
Dia mengaku, ekonomi Indonesia beruntung masih bisa diprediksi bertumbuh di atas 5 persen karena ditopang dari konsumsi rumah tangga yang terus meningkat. "Untungnya konsumsi rumah tangga masih oke, serta investasi langsung tetap yang masih terjaga," cetusnya.
Bank Indonesia (BI) dan pemerintah sebelumnya sepakat memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II ini akan berada di kisaran 5,2 persen sampai 5,3 persen. (Fik/Ahm)