Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) ingin mengajak pemerintah baru di bawah Joko Widodo untuk berdiskusi pengembangan gas berasal dari batu bara (coalbed methane/CBM) di Tanah Air. Pasalnya, produksi CBM di Indonesia tidak seperti yang diharapkan.
Direktur Hulu Pertamina Muhamad Husein mengatakan, salah satu sumur CBM yang sedang dikelola Pertamina di Muara Enim hasilnya kurang memuaskan.
"Saya angka persisnya tidak tahu, hanya belum cukup bagus. Hasilnya tidak sebesar yang kami harapkan," kata Husein di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (2/9/2014).
Husein menuturkan, hal tersebut tidak dialami oleh Pertamina saja, tetapi juga kontraktor lain yang mengelola sumur CBM. Di sisi lain harga jual CBM masih di bawah biaya produksi.
"Itu bukan hanya Pertamina tetapi seluruh (perusahaan)," ungka Husein.
Untuk itu, Pertamina ingin melakukan pembicaraan dengan pemerintah baru untuk membicarakan pengembangan CBM di Indonesia. Pertamina ingin meminta insentif pengembangan gas yang berasal dari batu bara tersebut.
"Pemerintah baru kami duduk bersama membicarakan mengenai masalah harga, kan usaha harus untung. Kalau tidak bisa bergerak ongkosnya tidak sampai. Kalau yang lain, kami minta bagi hasil diperbesar, bisa keringanan pajak," pungkasnya. (Pew/Ndw)
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!