Bangun Pipa Gas Gresem, Pertagas Gelontorkan US$ 515,7 juta

Pembangunan pipa gas Gresem bertujuan untuk mewujudkan infrastruktur gas terintegrasi di Pulau Jawa.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 08 Okt 2014, 16:03 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2014, 16:03 WIB
Pipa Gas
(FOTO:Antara)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Gas (Pertagas) mulai membangun pipa gas Gresik-Semarang (Gresem) sepanjang  271 kilometer (km). Proyek ini  bertujuan untuk menjamin pasokan gas di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.  

Presiden Direktur Pertagas Hendra Jaya mengatakan, pembangunan pipa dengan konsep open access tersebut bertujuan untuk mewujudkan infrastruktur gas terintegrasi di Pulau Jawa.

"Pipanisasi ini akan melewati empat kabupaten dan kota di Jawa Tengah dan tiga kabupaten di Jawa Timur. Pipanisasi Gresem ini  dimulai dari metering stasiun Gresik Pertagas dan berakhir di Tambak Lorok," kata Hendera di Jakarta, Rabu (8/10/2014).

Menurut Hendra, pembangunan ruas pipa baru ini menelan biaya US$ 515,7 juta. Proyek tersebut memiliki kapasitas 500 million standard cubic feet per day (MMSCFD). 

Proyek yang pengerjaannya dilakukan oleh Konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Remaja Bangun Kencana Kontraktor dan PT Kelsri ini memakan waktu 18 bulan dan ditargetkan on stream pada kuartal pertama 2016.

Selain itu, Pertagas  telah mendapat alokasi gas excess dari Jawa Timur yang berasal dari Kangean sebesar 30 MMSCFD di tahun 2016 dan pada 2019 Pertagas juga mendapat suplai gas Cepu Lapangan Tiung Biru dan Cendana sebesar 100 MMSCFD dan potensi gas Cepu lapangan Alas Tua sebesar 110 MMSCFD mulai tahun 2022.

Hendra yakin proses pengerjaan pipa gas Gresem bisa selesai sesuai waktu yang telah direncanakan, dengan sosialisasi kepada pemerintah daerah yang dilewati jalur pipa telah selesai dilaksanakan.

 “Pembangunan proyek ini memiliki arti strategis, tidak saja dalam mendukung program pemerintah  dalam konversi BBM ke gas  untuk bahan bakar industri, juga mewujudkan  infrastruktur  gas yang terintegrasi di Pulau Jawa  sebagai penopang  perekonomian nasional,” pungkasnya. (Pew/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya