Proyek Pembangunan Tanggul Raksasa Jakarta Selesai 2030

Menko Perekonomian, Chairul Tanjung menuturkan, pelaksanaan pembangunan tanggul raksasa dilakukan secara konsisten baru selesai pada 2030.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Okt 2014, 19:52 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2014, 19:52 WIB
Tanggul Raksasa di Jakarta
(Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur Praditya)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah secara resmi telah melakukan pemancangan tiang baja pertama dalam pembuatan tanggul raksasa Jakarta yang dikenal dengan Giant Sea Wall di Muara Baru, Jakarta Utara pada Kamis pekan ini. Tanggul ini untuk mencegah terjadinya banjir akibat naiknya air laut.

Pemancangan ini dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung yang didampingi oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak dan Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, Sarwo Handayani.

"Jangan sampai Monas yang sebagai simbol Jakarta tenggelam bukan ujungnya maksudnya tapi karena terkena banjir karena turunnya permukaan tanah dan naiknya air laut," kata Menko Perekonomian, Chairul Tanjung di Jakarta, Kamis (9/10/2014).

Peresmian implementasi program yang disebut National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) ini merupakan langkah awal dari proses panjang agar terwujud ketahanan lingkungan ibu kota yang berkelanjutan.

Pekerjaan tahap I tanggul raksasa ini memperkuat tanggul sepanjang 32 km garis pantai dan memperkuat tanggul tanggul sungai‎ yang bermuara di Teluk Jakarta. Dari 32 km total garis pantai, 8 km merupakan tanggung jawab pemerintah yang diperkirakan memakan dana Rp 3,2 triliun dan 24 km akan dikelola oleh swasta.

"Kalau kita konsisten melaksanakan pembangunan mulai hari ini sampai selesai keseluruhannya itu pun baru akan selesai diperkirakan pada 2030," tegasnya.

Penguatan tanggul ini diperlukan karena adanya land subsidence (penurunan muka tanah) di Jakarta Utara yang terjadi dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan yaitu 7,5 cm per tahun.

JIka hal ini tidak dilakukan diperkirakan Jakarta akan berada di‎ bawah permukaan laut pada 2030. Akibatnya pada waktu tersebut ke 13 sungai yang melewati Jakarta tidak dapat mengalirkan airnya lagi secara gravitasi ke Teluk Jakarta.

Masterplan NCICD ini merupakan program kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Belanda yang diperkirakan total akan menelan dana sekitar Rp 500 triliun.

Di kesempatan yang sama, Hermanto Dardak menambahkan pembangunan tanggul raksasa Jakarta akan dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama yaitu membangun tanggul pantai dan sungai, membentuk kembali garis pantai dan perlindungan masyarakat serta asetnya.

"Untuk tahap ke dua‎ akan membangun tanggul di laut sebelah barat, pembangunan kolam air tawar, membangun konektifitas dan memeprbaiki kondisi lingkungan yang masih rusak," kata Hermanto.

Sedangkan untuk tahap terahir akan dilakukan pengembangan tanggul laut di sebelah timur, membangun zona ekonomi pelabuhan, membangun lingkungan baru dan pengolaan limbah padat. (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya