Liputan6.com, Jakarta - Sebagai Ibukota negara, Jakarta mempunyai segudang problematika khususnya dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya air. Dengan kondisi kritis ini, Jakarta diperkirakan akan mengalami bahaya lingkungan pada 2030.
Asisten Deputi Menteri Infrastruktur Sumber Daya Air Kemenko Perekonomian Purba Robert M. Sianipar mengungkapkan, Jakarta mencatatkan defisit air minum hingga 27 ribu meter per detik. Hal ini terjadi lantaran suplai air minum dari Waduk Jati Luhur timpang dengan permintaan atau kebutuhan sehari-hari.
"Suplai air minum dari Jati Luhur dan yang disedot oleh perusahaan air minum tidak cukup. Dari Jati Luhur cuma 42 ribu meter per kubik, dan suplai dari perusahaan air minum cuma 18 ribu-19 ribu meter per kubik," ucap dia saat ditemui di Diskusi 'Indonesia Water Learning Week', Jakarta, Kamis (23/10/2014).
Karena kekurangan suplai air minum, sambungnya, warga Jakarta terpaksa menyedot air tanah menggunakan pompa air. Kedalamannya mulai dari 20 meter sampai 150 meter di bawah tanah. Ketergantungan ini, Robert bilang, menyebabkan penurunan tanah Jakarta.
"Makanya 20 tahun lagi bisa menenggelamkan Jakarta karena ada penurunan tanah cukup tajam di Jakarta Utara, sehingga seolah-olah air laut naik. Ini bisa melumpuhkan Jakarta," terang dia.
Parahnya lagi, Robert mengaku, 13 sungai besar yang mengalir di Jakarta mulai tercemar, polutan tinggi, menghitam dan mengandung toxic. Jika ini tidak bisa dicegah, lanjutnya, sungai-sungai tersebut terancam tak sanggup lagi membuang air di Teluk Jakarta.
"Jadi 13 sungai itu nggak bisa lagi buang air di Teluk Jakarta, karena air laut justru akan masuk ke sungai tersebut. Ini yang disebut environment desister," ucapnya.
Pemerintah, tambah dia, harus mengejar pembangunan waduk-waduk untuk menampung air baku dan mensuplai air minum sehingga warga tak lagi menyerap air tanah untuk kebutuhan air bersih sehari-hari. (Fik/Ndw)
2030, Jakarta Sudah Tidak Layak Ditinggali?
Sebagai Ibukota negara, Jakarta mempunyai segudang problematika khususnya dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya air.
Diperbarui 23 Okt 2014, 14:17 WIBDiterbitkan 23 Okt 2014, 14:17 WIB
Kehidupan warga pemukiman kumuh di Bantaran Waduk Pluit ini merupakan sekelumit potret kemiskinan di Indonesia, Jakarta, (10/9/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Megantara Ulas Sifat Hafiz di Sinetron SCTV Cinta di Ujung Sajadah: Senang Belajar, Sayang Ibu dan Gigih
Stasiun Bekasi Terkepung Banjir, Operasional KRL Normal
Resep Salad Buah Sederhana: Cara Mudah Membuat Hidangan Segar dan Lezat
Rekomendasi Menu Lontong untuk Berbuka Puasa
VIDEO: Nekat Lawan Arus Banjir, Sebuah Mobil Terseret ke Dalam Sungai
Ciri-Ciri Diabetes di Wajah, Kulit Kering hingga Kantung Mata Makin Tebal
VIDEO: Sejak Senin 3 Maret 2025, Semua Pegawai Otorita Berkantor di IKN
Resep Kue Putu Ayu: Panduan Lengkap Membuat Kue Tradisional yang Lezat
Banjir Jakarta: 77 RT Terendam, Warga Mancing di Tengah Genangan
Indonesia Termasuk ke Negara Paling Korup di Dunia, Ini Buktinya!
Jalani Puasa Usai Mualaf, Ini 6 Potret Celine Evangelista Antusias Belajar Islam
Siap-Siap, Tiket Timnas Indonesia vs Bahrain Resmi Dijual!