Babilonia, Kota Super Kaya Penyimpan Karya Seni Mahal

Babilonia merupakan kota yang kaya, kuat dan sangat maju khususnya saat berada di bawah kepemimpinan Raja Nebuchadnezzar.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 13 Nov 2014, 23:24 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2014, 23:24 WIB
Babilonia 1
Foto: spiritandtruth.org

Liputan6.com, Bagdad - Merasakan tinggal di kota kaya dan makmur pernah dialami para penduduk Babilonia yang merupakan salah satu kota di Irak. Tak hanya merupakan kota yang indah, Babilonia juga menawarkan kehidupan super menyenangkan bagi para penduduknya.

Babilonia merupakan kota yang kaya, kuat dan sangat maju khususnya saat berada di bawah kepemimpinan Raja Nebuchadnezzar. Kota tersebut sangat megah dengan tembok besar dan 250 menara yang masing-masing tingginya mencapai 450 kaki.

Kota indah itu dikelilingi parit dan aliran sungai Euphrates yang juga mengalir langsung ke seluruh Babilonia. Aliran sungai tersebut menjadi salah satu sumber kehidupan masyarakat Babilonia.

Jembatan yang bisa digeser juga diletakkan di sejumlah titik kota. Itu mempermudah jalur transportasi bagi seluruh masyarakat.

Kota makmur tersebut juga memiliki penduduk yang saling memperhatikan. Bahkan penduduk kaya akan lebih mementingkan berbagi dengan rakyat yang berkekurangan dibandingkan dirinya sendiri.

Ada juga karya seni yang terbuat dari emas dan cukup memukau di sana. Tentu saja, harganya sangat mahal terlebih diukir dengan teknik khusus.

Berikut ulasan mengenai keindahan kota dan kemakmuran penduduk Babilonia seperti dikutip dari The Richest, BBC, dan ancient.eu serta sejumlah sumber lain, Kamis (13/11/2014):


Sejarah Babilonia

Babilonia 2
Foto: CNN

Babilonia merupakan kota paling terkenal dari zaman Mesopotamia kuno yang mengalami keruntuhan di Irak. Nama Babilonia diambil dari bahasa Akkadian berarti `Gate of God` atau pintu surga.

Babilonia berdiri sebagai sebuah kerajaan sekitar 1900 sebelum masehi oleh sekelompok barbar Semitic Amorite. Namun beberapa ratus tahun kemudian, kepemimpinan Amorite berhasil dijatuhkan.

Setelah melalui sejumlah pertempuran, bangsa Babilonia akhirnya dapat hidup merdeka dan tenang. Babilonia merupakan kota yang kaya, kuat dan sangat maju khususnya saat berada di bawah kepemimpinan Raja Nebuchadnezzar.

Warganya mulai hidup normal mengingat kota tersebut memiliki kekayaan yang luar biasa.

Kehidupan ekonomi

Babilonia 3
Foto: The Richest

Dasar perekonomian Babilonia saat itu sama dengan kehidupan bangsa Mesopotamia lain. Irigasi dari sungat Euphrates menghasilkan panen gandum, buah, sayur yang melimpah dalam beberapa tahun.

Tak cuma sayuran, peternakan sapi dan domba jadi andalan ekonomi. Warga Babilonia juga menjual logam berharga seperti emas, tembaga hingga kayu.

Warga Babilonia memang memproduksi senjata, perlengkapan rumah tangga hingga perhiasan. Adapun masa keemasan di mana kekayaannya paling melimpah di dunia saat menjadi pengendali perdagangan dari berbagai negara.

Bagaimana tidak, Babilonia memiliki sejumlah pelabuhan besar sebagai fasilitasnya. Lantaran itu semua, selama ribuan tahun, kota ini super kaya.


Menyimpan karya seni super mahal

Babilonia 4
Foto: Wikipedia

Masyarakat Babilonia ternyata pandai menciptakan karya seni menakjubkan yang hampir semuanya terbuat dari emas. Kota tersebut pernah memiliki patung emas Baal dan sebuah Golden Table yang diprediksi terbuat dari 50 ribu karat emas murni, masing-masing berbentuk singa dan tubuh manusia.

Saking mewahnya, istana kerajaan di Babilonia bahkan pernah dianggap sebagai tempat terindah yang pernah dibangun manusia. Tak hanya itu, ada juga Taman Gantung Babilonia yang sangat terkenal.

Meski namanya begitu, taman gantung Babilonia sebenarnya berada di atas beranda dan tidak tergantung seperti sedang terikat tali.

Meski kaya raya, penduduk Babilonia sangat senang berbagi dengan orang lain. Seluruh masyarakatnya saling memberi perhatian satu sama lain. Bahkan orang kaya selalu mendahulukan berbagi dengan orang lain sebelum memikirkan dirinya. (Sis/Nrm)

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya