Liputan6.com, Semarang - Meskipun pertumbuhan ekonomi di tahun ini mengalami tekanan, namun pengusaha properti di Jawa Tengah masih bisa tersenyum pada penutupan tahun ini. Menurut Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah, penjualan rumah di akhir tahun ini melebihi ekspektasi.
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah REI Jawa Tengah Bidang Promosi, Publikasi, Pameran dan Humas, Dibya K Hidayat mengungkapkan, sebenarnya REI memasang target lebih rendah dari tahun sebelumnya karena diperkirakan ada imbas dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang baru saja dilakukan. Belum lagi tekanan nilai tukar rupiah dan terus tertekan dan harga minyak dunia yang terus merosot.
"Dari pameran terakhir REI untuk tahun ini kami berhasil menjual 77 unit rumah, jumlah tersebut melebihi prediksi kami karena sebelumnya kami khawatir masyarakat akan menunda pembelian rumah, " kata Dibya K Hidayat Jumat (19/12/2014).
Menurutnya, jumlah tersebut akan kembali meningkat mengingat masih ada beberapa pengembang yang mengikuti pameran REI tersebut belum melaporkan perolehan penjualan mereka.
Dari keseluruhan penjualan tersebut, lebih dari 50 persennya dikontribusikan rumah tipe menengah. Hal itu merupakan indikasi bahwa perekonomian masyarakat yang semakin baik.
Untuk tipe menengah sendiri merupakan rumah yang dipatok harga lebih dari Rp 200 juta, sedangkan di bawah itu termasuk rumah sederhana.
Meski dinilai melebihi ekpektasi, namun jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya tetap mengalami penurunan hingga 5 persen. Pertumbuhan antara tahun 2012 ke 2013 mencapai 20 persen, untuk pertumbuhan tahun 2013 ke 2014 hanya 15 persen.
Menurutnya, lebih rendahnya pertumbuhan di tahun ini merupakan dampak dari sikap perbankan yang lebih berhati-hati dalam menyalurkan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) kepada para nasabah.
Selain itu, untuk KPR sendiri tidak ada penurunan suku bunga sehingga turut memberikan dampak pada tertundanya pembelian rumah oleh masyarakat.
"Tapi kami optimis tahun depan penjualan akan lebih baik lagi mengingat dukungan dari Pemerintah untuk sektor properti salah satunya tidak dilakukannya penghapusan program rumah sederhana tapak melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)," kata Dibya. (Edhie Prayitno Ige/Gdn)
Rumah Seharga Rp 200 Juta Laris Manis di Jawa Tengah
Tahun ini, pertumbuhan penjualan rumah di Jawa Tengah di kisaran 15 persen.
diperbarui 19 Des 2014, 10:36 WIBDiterbitkan 19 Des 2014, 10:36 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Butuh 48 Ribu Dapur Buat Jangkau 82 Juta Jiwa di Program Makan Bergizi Gratis
Kronologi Penyerangan Posko Warga Penolak Relokasi di Rempang
Waspada! BI Ramal Pertumbuhan Ekonomi Global Melambat di 2025
Ciri Gula Darah Rendah, Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya
Ciri-Ciri Glaukoma, Kenali Gejala dan Cara Mencegah Kebutaan
Sinopsis Bukaan 8: Film Drama Keluarga dari Sutradara Filosofi Kopi, Tayang di Vidio
Kenali Ciri Kucing Cacingan Beserta Cara Mengatasi yang Tepat
Ciri-Ciri HIV pada Kemaluan, Lakukan Deteksi Dini untuk Pencegahan yang Efektif
Penanaman Bibit Pohon Warnai Jamnas ke-5 Great Corolla Club
7 Potret 'Kembaran' Syifa Hadju Versi Film 200 Pounds of Beauty, Bikin Nostalgia
8 Ciri Lembaga Sosial: Pengertian, Fungsi, dan Jenis-Jenisnya
Ciri-Ciri Gondongan pada Anak: Panduan Lengkap untuk Orang Tua