Begini Sulitnya Kondisi Pengelolaan Bandara di Indonesia

Seiring perkembangan penerbangan, bandara Soekarno Hatta tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 12 Jan 2015, 12:33 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2015, 12:33 WIB
Bandara Soetta
Bandara Soetta. (Foto Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan bandara di tanah air masih jauh dikatakan baik. Hal itu disampaikan Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (AP II) Eddie Haryoto dalam seminar yang digelar di Graha Angkasa Pura I pada Senin (12/1/2015) ini.

Eddie menceritakan, pada tahun 2003 setidaknya 8 juta penumpang hilir mudik memasuki kawasan Bandara Soekarno-Hatta. Bandara ini bisa dikatakan sangat maju, hanya kalah dengan bandara yang ada di Peking China dan Haneda Jepang.

Sayangnya, seiring perkembangan penerbangan, bandara ini tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan.

"Susahnya Bandara Soekarno-Hatta masih seperti 2003, hanya tambah sedikit. Dengan demikian sangat berat bagi manajemen sekarang," kata dia Jakarta.

Penyebabnya, lanjut dia, akibat lepasnya bisnis navigasi yang dulu dipegang pengelola bandara. Pihak AP sulit mengembangkan bandara karena sibuk mencari penutup pendapatannya yang hilang sekitar 40-50 persen dari bisnis navigasi tersebut.

"Bisnis untuk air navigasi pindah tidak di AP artinya  40-50 persen revenue sudah hilang. Susahnya kira-kira manajemen AP II harus mendapatkan gantinya mendapat ganti yang hilang. Berbagai cara, sehingga jangan kaget kalau soto harganya Rp 50 ribu,"ujarnya.

Hal itu juga ditambah minimnya pemasukan dari maskapai. Saat ini maskapai mengalami masalah pelik. Dimana, menjamurnya penumpang menuntut persaingan maskapai untuk menawarkan tiket yang murah. Tapi di sisi lain maskapai juga tertekan karena dolar yang menguat dan membebani biaya produksi mereka.

Belum lagi, saat ini maskapai penerbangan dihadapkan oleh penghapusan tiket murah.

"Para penumpang menekan airline, menekan ongkosnya. Airline berhadapan masalah politik dan ekonomi. Perubahan kurs, dolar semakin kuat, kenaikan harga avtur. Yang baru batasan tarif batas atas dan bawah, akan mempengaruhi keputusan penentuan airline dalam deal dengan airport terhadap cost yg terjadi," tandas dia. (Amd/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya