Pembebasan Lahan Tol Pemalang-Batang-Semarang Baru 3%

Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk, Adityawarman mengatakan, siap membangun dan merealisasikan proyek tol Pemalang Batang dan Batang Semarang.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 12 Jan 2015, 19:39 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2015, 19:39 WIB
Jalan Tol
(Foto: Bima Firmansyah/Liputan6)

Liputan6.com, Jakarta - Proyek pembangunan jalan tol Trans Jawa terus digarap, tapi masih terkendala dengan pembebasan lahan. Saat ini pemerintah tengah fokus untuk menyelesaikan proyek jalan tol Pemalang-Batang dan Batang-Semarang.

"Masalah yang kami sampaikan terutama adalah pembebasan lahan pasti dan kami lihat ruas yang paling riskan untuk bisa menghubungkan jalan Trans Jawa tol ini adalah di Pemalang-Batang dan Batang-Semarang karena memang baru 3 persen pembebasan lahannya. Dari total Pemalang-Batang 39 kilometer (km) dan Batang-Semarang 75 km, itu baru 3 persen pembebasan lahannya," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (12/1/2015).

Basuki menyampaikan untuk pembangunan jalan tol sepanjang 1 km, dibutuhkan investasi Rp 100 miliar. Anggaran untuk pembebasan lahan hanya dialokasikan sebesar 5 persen dari Rp 100 miliar. Rinciannya, 1 km dibutuhkan lahan seluas 9 hektar dan tiap 1 hektar dihargai Rp 500 juta. Ia menambahkan pemerintah sudah menganggarkan dana sebesar Rp 1,5 triliun untuk pengerjaan proyek ini.

Selain itu, Basuki juga menuturkan ganti rugi pembebasan lahan akan dilakukan memakai sistem appraisal. Nantinya akan ada batasan harga tanah minimal dan maksimal yang kemudian ditawarkan sebagai nilai ganti rugi kepada pemilik tanah.

"Sekarang dengan aturan baru, sudah tidak dengan NJOP lagi tapi sudah dengan apprisal. Apprisal tidak perlu satu ruas tapi per bidang. Jadi diarahkan beliau dengan segala cara, dengan konsep ganti untung tadi karena memang strukturnya hanya 5 persen. Jadi kalau kita tidak berani memutuskan struktur yang 5 persen, kita akan kehilangan opprotunity yang lebih besar," jelas Basuki.

Dengan sistem appraisal, diharapkan dapat pembebasan lahan dapat terlaksana dalam kurun 2 tahun. Hal ini guna memenuhi target pembangunan Trans Jawa sepanjang 1.088 km yang diprediksi selesai pada 2019.

Setelah pembebasan lahan selesai, konstruksi harus segera dijalankan. "Kalau ini setahun bisa bebas saya akan undang, saya kasih waktu 2 bulan. Dia nggak bergerak saya putus. Karena sekarang ini tidak bisa diputus, karena sesuai Badan Pelaksana Pengatur Jalan Tol atau BPJT dia memenuhi-memenuhi tetapi pembebasan lahannya tidak bergerak. Jadi dengan UU yang baru saya bebaskan, abis itu saya kasih waktu 2 bulan. Kalau dia tidak bergerak konstruksinya saya putus. Fair itukan," terang Basuki.

Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk, Adityawarman mengatakan, siap membangun dan merealisasikan proyek ini. Wakil Presiden Jusuf Kalla pun secara langsung mewanti-wanti agar Jasa Marga tidak terlalu memikirkan keuntungan.

"Kira-kira titipan Wapres, jangan terlalu mencari keuntungan tetapi Jasa Marga juga bagian dari pada agen pemerintah bagaimana kita mempercepat penyelesaian jalan tol di Indonesia," imbuh Adityawarman.

Ia melanjutkan proyek Trans Jawa penting bagi Indonesia karena bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya jalan tol tersebut, kemudahan pengiriman barang maupun jasadari satu kota ke kota lain bisa teratasi.

"Ini penting sekali bagi pemerintah dan tadi beliau (JK) yakin sekali setelah itu terbangun jalan tol akan menjadi pusat kegiatan industri maupun dan sebagainya. Jadi ini saya kira sangat luar biasa dan kami, Jasa Marga, siap untuk membangun jalan tol ini," tandas Adityawarman. (Silvanus Alvin/Gdn)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya