Mendag Minta Teknologi Pengering Buat Stabilkan Harga Cabai

Mahalnya harga cabai saat ini karena harganya ambruk ketika panen raya datang.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 16 Jan 2015, 14:05 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2015, 14:05 WIB
Harga Cabai Rawit di Palu Tembus Rp 130 Ribu per Kg
Kenaikan harga cabai dipicu tingginya permintaan konsumen sementara pasokan berkurang.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus memutar otak untuk bisa mengamankan harga cabai supaya tidak jatuh ketika panen raya datang.

Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan, mahalnya harga cabai saat ini karena harganya ambruk ketika panen raya datang.

Dia pun menginginkan supaya tragedi rutin itu tidak terjadi berulang kali. Apalagi, hal itu diperparah dengan  musim kemarau yang membuat cabai bertambah mahal.

"Jangan sampai krisis, musim kering kita kekurangan suplai," kata dia di Jakarta, Jumat (16/1/2015).

Menurut Gobel, untuk mengatasi itu mesti ada teknologi yang bisa menjaga pasokan supaya harga cabai terjaga. Saat ini, Rachmat mengaku sedang melakukan koordinasi dengan jajaran terkait.

"Sekarang Menteri Koperasi bersama Menteri Perindustrian supaya ada teknologi menjaga pasca panen. Misal cabai kering supaya lebih baik tahan lama," tuturnya.

Dia memaparkan saat ini  harga cabai sudah mulai turun. Beberapa sentra produksi cabai telah memasuki musim panen. Sebutnya, beberapa daerah tersebut meliputi Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Rencana pemerintah untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) pun seharusnya juga mampu menekan hargai cabai. Namun begitu, jika harganya tak kunjung turun berarti ada indikasi pedagang nakal.

"Saya minta dinas perdagangan daerah turun bersama polisi, turun dengan tim, untuk bahas operasi pasar," tukas dia.(Amd/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya