Liputan6.com, Semarang - Angkutan umum di kota Semarang mengaku bingung dengan naik turunnya harga bahan bakar minyak (BBM). Para pelaku transportasi tak bisa begitu saja menjalankan ketentuan pemerintah mengenai tarif batas atas dan batas bawah. Mereka harus adaptasi dengan kultur masyarakat yang berbeda-beda.
Menurut Ketua DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Semarang, Wasi Darsono, para pelaku transportasi dilanda kebingungan dengan perubahan harga yang sampai tiga kali dalam tiga bulan.
"Pertama naik, lalu turun trus turun lagi. Saat naik, pelaku transportasi juga menaikkan tarif tapi belum diberlakukan secara utuh," kata Wasi Darono Selasa (20/1/2015).
Saat BBM naik, pelaku transportasi tidak bisa serta merta melakukan kenaikan tarif, melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu. Belum normal, sudah ada kebijakan harga BBM diturunkan lagi.
"Pelaku transportasi bingung dan pusing dengan kondisi seperti ini,"kata Wasi.
Organda berharap agar pemerintah memperhatikan angkutan umum. Wasi juga mempertanyakan keseriusan pemerintah yang hendak menjadikan angkutan umum sebagai alat transportasi utama sehingga mengurangi kepadatan atau kemacetan jalan raya.
"Angkutan umum jangan disamakan dengan kendaraan pribadi, pelaku transportasi bisa remuk," katanya.
Sementara itu Hadi Misman, seorang sopir angkutan kota Tlogosari-Pasar Johar juga mengaku bingung. Dia mengusulkan agar BBM dibuat stabil saja.
"Kalau mau naik ya naik saja, turun ya turun. Masak tiga bulan naik turun. Sering ribut ke penumpang. Belum lagi harga-harga spare part yang terlanjur naik, tidak mungkin turun. Kalau begini terus, akan banyak orang berantem di jalan," kata Hadi.
Tarif angkutan kota di Semarang, selama ini menggunakan tarif batas bawah dan atas. Paling bawah Rp 3 ribu dan atas Rp 6 ribu untuk angkutan kota jarak 0-8 kilometer dan bus 0-12 kilometer. Lebih dari jarak tersebut, ditentukan tarif Rp 160 untuk angkutan kota dan Rp 180 untuk bus. (Edhie Prayitno Ige/Gdn)
Harga BBM Naik Turun, Angkutan Umum di Semarang Bingung
"Kalau mau naik ya naik saja. Masak tiga bulan naik turun. Sering ribut ke penumpang." jelas Hadi Misman, seorang sopir angkot di Semarang.
diperbarui 20 Jan 2015, 17:24 WIBDiterbitkan 20 Jan 2015, 17:24 WIB
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menetapkan penyesuaian tarif angkutan umum sebesar 10 persen pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Penyebab Mobil Oleng dan Cara Mengatasinya, Jangan Dianggap Sepele
Transisi Pengawasan Kripto Pindah ke OJK, Pelaku Industri Tak Alami Kendala
Pekerjaan Ini Makin Populer, Pendapatan Tembus USD 100 per Jam
Kejar Olimpiade 2028 dan Asian Games 2026, Berkuda Indonesia Siapkan Pembinaan yang Terstruktur
8 Emiten Baru Listing Awal 2025, Mana Paling Menarik?
Wisata Bubohu, Destinasi Religi hingga Belajar Fosil Kayu yang Menyenangkan
14 Januari 2002: Inggris Bebas Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Setelah 11 Bulan Bunuh 6 Juta Hewan
3 Resep Praktis Kreasi Tumis Tauge, Kombinasi dengan Telur Puyuh hingga Pare
Pria di Gorontalo Ditangkap saat Asyik Isap Ganja di Atas Masjid
Pemerintah Dinilai Belum Tegas Interpretasikan Prinsip Bebas Aktif Indonesia
Resep Siomay Ayam Bandung yang Lezat dan Mudah Dibuat
Cerita Liah Terus Berjuang Demi Mendapat Keadilan