Harga Tak Stabil, Petani Timbun Bijih Kakao

Petani di kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah terpaksa harus menimbun hasil panen bijih kakao seiring harga komoditas itu berfluktuasi.

oleh Dio Pratama diperbarui 28 Jan 2015, 16:14 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2015, 16:14 WIB
Petani Simpan Bijih Kakao
(Foto: Liputan6.com/Dio Pratama)

Liputan6.com, Palu - Sejumlah petani di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, terpaksa harus menimbun hasil panen bijih kakao mereka. Hal tersebut, karena harga komoditas ekspor itu di pasaran berfluktuasi.

"Sekarang harga di pasaran naik turun. Makanya kami berinisiatif untuk menyimpan (menimbun,red) stok panen yang ada, untuk menunggu harga mulai stabil baru dilakukan penjualan," kata salah satu petani Donggala, Madi (46) ditemui di Palu, Rabu (28/1/2015).

Menurut Madi, penjualan saat ini tidak bisa dipaksakan. Lantaran, jika petani tetap memaksakan sementara harga tidak jelas di pasaran, yang ada pasti petani akan menelan kerugian.  

Harga biji kakao di pasaran Palu sempat naik hingga mencapai Rp 32 ribu hingga Rp33 ribu per kilo gram (kg). Namun beberapa setelah itu turun menjadi Rp 28 ribu per kg dan naik lagi menjadi Rp 29 ribu per kg.

"Sekarang harga biji kakao turun lagi menjadi Rp 28.500 per kg. Jadi wajar kalau petani simpan barangnya dan menunggu harga normal," kata pengepul biji kakao, Herman dikonfirmasi terpisah.  

Ia menjelaskan, naik turunnya harga bijih kakao, karena sangat bergantung pada perkembangan pasar internasional. "Kalau harga di pasar internasional tidak stabil otomatis berpengaruh hingga ke pasar lokal," tandas Herman. (Dio Pratama/Ahm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya