BI Turunkan Suku Bunga Acuan, Ini Tanggapan Menteri Keuangan

Bambang menerangkan, dengan kebijakan yang diambil oleh BI tersebut, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan investasi di Tanah Air.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 17 Feb 2015, 19:41 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2015, 19:41 WIB
Bambang Brodjonegoro
Bambang Brodjonegoro (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengapresiasi langkah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,5 persen. Menurut Bambang, penurunan suku bunga acuan tersebut Bank Indonesia memberikan sinyal bahwa perekonomian RI telah membaik.

"Artinya tekanan inflasi tidak setinggi dulu lagi, bahkan ada kecenderungan inflasi rendah bahkan deflasi," kata Bambang, di Jakarta, Selasa (17/2/2015)

Selain itu, ia melanjutkan, penurunan BI Rate tersebut juga mengikuti tren bank sentral di negara lain yang juga menurunkan suku bunga acuannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Dengan bunga acuan yang rendah diharapkan bisa membuat bank juga menurunkan bunga kredit sehingga memicu pertumbuhan kredit terutama kredit modal kerja dan kredit investasi.

Bambang menerangkan, dengan kebijakan yang diambil oleh BI tersebut, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan investasi di Tanah Air. "Pastinya membantu lah, pertumbuhan kredit mudah-mudahan bisa naik sehingga harapan kita investasi tumbuh dari swasta juga bisa muncul," ujarnya.

Pada hari ini BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,50 persen. Suku bunga Lending Facility tidak mengalami perubahan sehingga tetap di 8 persen. Sedangkan suku bunga Deposit Facility turun mengikuti BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen.

Gubernur BI, Agus Martowardojo menjelaskan, Rapat Dewan Gubernur yang digelar pada hari ini memutuskan untuk menurunkan BI Rate karena tidak ada tekanan politik yang cukup tinggi yang akan mengganggu iklim ekonomi. Agus juga melihat bahwa level BI Rate setelah diturunkan masih konsisten dengan upaya untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran yang berada di kisaran 4 pada 2015 dan 2016.

"Selain itu, level tersebut juga mendukung pengendalian transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat," jelasnya di Kantor Bank Indonesia.

Agus melanjutkan, meskipun Bank Indonesia telah mengambil berbagai kebijakan untuk mengendalikan tingkat inflasi dan juga transaksi berjalan, namun tantangan mencapai target tersebut masih besar terutama faktor global. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya