Pedagang Bantah Harga Beras Naik Karena Aksi Penimbunan

Pedagang diduga melakukan aksi penimbunan sehingga harga beras terus meroket.

oleh Septian Deny diperbarui 24 Feb 2015, 15:08 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2015, 15:08 WIB
Operasi Pasar Beras
(Foto: Liputan6.com/Fiki Ariyanti)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam dua pekan terakhir harga beras mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Berbagai tundingan muncul salah satunya disebabkan oleh aksi menimbun yang dilakukan oleh oknum pedagang untuk mendapatkan untung yang lebih besar.

Namun, tudingan tersebut dibantah oleh Ayong (52) salah satu pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur. Menurut dia, tidak ada aksi timbun-menimbun beras yang membuat harga beras melonjak belakangan ini.

"Kalau menimbun saya rasa tidak ada, kita disini dapat pasokan langsung dijual, tidak ada yang ditimbun," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com, di Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (24/2/2015).

Menurutnya, lonjakan harga beras dalam dua pekan terakhir ini disebabkan oleh pasokan yang berkurang akibat gagal panen yang dialami beberapa daerah penghasil beras.

"Yang dari Sumedang, Bandung, Karawang, Jawa Tengah, itu naik semua karena gagal panen jadi memang barangnya susah," jelas dia.

Bahkan Ayong mengungkapkan bahwa dirinya terpaksa menjual beras jenis tertentu sama dengan harga pembelian dari distributor. Hal ini membuatnya tidak bisa mendapatkan untung sama sekali.

"Ada jenis-jenis tertentu yang saya jual dengan harga modal. Karena pembeli pada kecewa, dikiranya saya menaikan harganya sendiri. Jadi saya terpaksa jual modal. Ada satu dua jenis yang saya jual modal," tandasnya.

Seperti diketahui, dalam rentang waktu dua minggu terakhir, terjadi lonjakan harga beras. Kenaikan ini berkisar antara Rp 2.000 hingga Rp 2.200 per kg, baik untuk beras jenis medium maupun premiun. (dny/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya