Hukuman Mati Tak Ganggu Hubungan Ekonomi RI dengan Brasil

Menurut Anshari, harusnya kedua negara tersebut tidak mencampuradukan masalah hukum suatu negara dengan kerjasama bidang ekonomi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Feb 2015, 17:00 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2015, 17:00 WIB
Terpidana Bali Nine Akan Dieksekusi, KBRI Imbau WNI di Australia
Ryan Sukumaran dan Andrew Chan (Dailymail)

Liputan6.com, Jakarta - Sikap pemerintah Brasil dan Australia yang memprotes Indonesia terkait proses hukuman mati bagi warga negara asal kedua negara tersebut dinilai tidak akan memberikan dampak yang besar terhadap kerjasama bidang ekonomi.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Anshari Bukhari mengatakan, kerjasama ekonomi Indonesia dengan Brasil terbilang tidak terlalu besar. "Kalau Brasil mungkin tidak terlalu banyak kerjasama perdagangan dengan kita, mungkin tidak terlalu besar dampaknya," ujarnya di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (25/2/2015).

Sedangkan dengan Australia, Indonesia relatif punya banyak kerjasama perdagangan seperti impor daging dan susu. Namun, Anshari tidak terlalu khawatir dengan hal tersebut karena masih ada negara substitusi. Ia justru khawatir dengan potensi penurunan wisatawan asal negeri kanguru ke dalam negeri.

"Tetapi dengan Australia banyak kerjasama kita, misalnya soal daging susu, tapi dia yang butuh. Kita pembeli kan raja. Paling yang dia ancam itu turis mereka yang tidak mau datang," lanjutnya.

Menurut Anshari, harusnya kedua negara tersebut tidak mencampuradukan masalah hukum suatu negara dengan kerjasama bidang ekonomi.

"Kita kan mengalami hal yang sama saat tenaga kerja kita dipancung di Arab Saudi. Tetapi kita kan tidak melarang masyarakat untuk naik haji. Ini kan masalah hukum di masing-masing negara yang punya hak menjalankan hukum di negaranya. Tidak beralasan lah kalau karena masalah itu harus memutuskan kerja sama," tandasnya.

Untuk diketahui, para pengguna media sosial Twitter di Australia mulai ramai berkicau dengan menggunakan tanda pagar #boycottbali, terkait dengan rencana pelaksanaan eksekusi dua terpidana mati sindikat narkoba Bali Nine.

Sejumlah kicauan dilontarkan para pengguna jejaring sosial di negeri kanguru. Seperti yang ditulis akun @gpol03. Ia menyatakan, tidak ada orang Australia yang mau pergi ke negara barbar seperti Indonesia. Setelah dilacak, akun ini diketahui hanya memiliki 16 pengikut.

Akun lainnya seperti @themusiccomau menyampaikan informasi mengenai pembatalan rencana musisi David Franciosa untuk tampil di Bali sebagaimana dikutip di media lokal yang terbit di Australia.

Ada pula cuit yang menyatakan, "kami akan memotong semua bantuan kepada Indonesia dan jika ada lagi tsunami... rasakan sendiri".

Sementara, akun milik Ruth Wykes ‏di @strewwth menyatakan, ia sangat menyukai Bali, namun hal itu akan sirna jika eksekusi Andrew dan Myuran tetap dilakukan. (Dny/Gdn)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya