Kepala BPS: Thailand Jadi Ancaman RI Hadapi Pasar Bebas ASEAN

Ini terlihat dari masih defisitnya neraca perdagangan Indonesia dibandingkan Thailand.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 16 Mar 2015, 13:14 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2015, 13:14 WIB
Keseruan Hari Nasional Gajah di Thailand
Sejumlah warga mengantri memberikan makanan pada gajah dalam acara Hari Nasional Gajah Thailand di Ayutthaya, Jumat (13/3/2015). Acara ini dilakukan untuk memberi penghormatan pada gajah. (REUTERS/Athit Perawongmetha)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyebutkan di antara negara-negara anggota ASEAN, Thailand menjadi ancaman terbesar Indonesia saat menghadapi pelaksanaan Perdagangan Bebas ASEAN (Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA).

Ini terlihat dari masih defisitnya neraca perdagangan Indonesia dibandingkan Thailand. Pada Februari ini, defisit neraca perdagangan kedua negara mencapai US$ 337,8 juta.

"Ini ancaman kita pada pelaksanaan MEA adalah Thailand ini‎," jelas dia di Kantor BPS Jakarta, Senin (16/3/2015).

Dia menyebutkan, secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia dengan negara-negara ASEAN mengalami surplus US$ 221  juta. Di mana, dengan Singapura sebesar US$ 120,2 juta, Malaysia sebesar US$ 63,7 juta. Dan hanya dengan Thailand mengalami defisit.

Secara nasional, neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2015 mengalami surplus US$ 740 juta, dipicu surplus sektor migas sebesar US$ 170 juta dan non migas US$ 570 juta.

Adapun  nilai ekspor Indonesia Februari 2015 mencapai US$ 12,29 miliar atau mengalami penurunan sebesar 7,99 persen dibanding ekspor Januari 2015. Demikian juga bila dibanding Februari 2014 mengalami penurunan sebesar 16,02 persen.

Sedangkan Impor nonmigas Februari 2015 mencapai US$9,83 miliar atau turun 6,34 persen dibanding Januari 2015, sementara bila dibanding Februari 2014 turun 4,86 persen.(Yas/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya