Liputan6.com, Jakarta - Memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day bukan saja dengan cara turun ke jalan, menggelar demo. Namun ada aksi positif lain yang bisa dilakukan buruh untuk berkontribusi kepada masyarakat.
Seperti yang diselenggarakan buruh dari Serikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ribuan buruh ini memadati Stasiun Senen, Jakarta Pusat untuk menanam pohon dan bersih-bersih. Aksi mereka mendapat dukungan dari Menteri Tenaga Kerja (Menaker) dan Hanif Dhakiri dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero.
"Penanaman pohon di sekitar Stasiun Senen dihadiri kurang lebih 1.000 buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja BUMN dan Menteri Tenaga Kerja. Serikat pekerja ini dari sejumlah perusahaan pelat merah," ucap Senior Manager Corporate Communication KAI DAOP I Jakarta, Bambang S Prayitno saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (1/5/2015).
Ia mengatakan, aksi tersebut sama sekali tidak mengganggu pelayanan KAI kepada penumpang, khususnya di Stasiun Senen. "Tidak terpengaruh, pelayanan tetap berjalan. Karena kami sudah pikirkan jangan sampai mengganggu pelayanan," tegas Bambang.
Sebelumnya pada saat perayaan hari buruh internasional/May Day, para buruh menyiapkan sejumlah tuntutan kepada pemerintah. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Saiq Iqbal mengatakan, isu paling kuat dan akan disampaikan adalah penolakan kenaikan upah 5 tahun sekali dalam peringatan May Day.
Kemudian buruh akan meminta pemerintah menaikkan upah minimum sebesar 28 persen-32 persen pada 2016. Hal ini dilakukan agar daya beli buruh bisa mengimbangi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, bahan bakar minyak (BBM), tarif listrik dan elpiji.
Advertisement
Â
Aksi Bersih-bersih Buruh BUMN Sebagai Kritik Sosial
Federasi Serikat Pekerja (FSP) Sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan kritik sosial ke Pemerintah untuk memperingati hari buruh internasional pada 1 Mei 2015.
Ketua Umum FSP Sinergi BUMN, Ahmad Irfan Nasution mengatakan, FSP yang berjumlah 34 Serikat Pekerja di lingkungan BUMN melakukan aksi bersih-bersih dan menghijaukan BUMN.
"Aksi ini ditandai dengan 500 pekerja BUMN yang tergabung dalam FSP Sinergi BUMN dengan dikoordinasikan oeh serikat pekerja PT Kereta Api Indonesia melakukan bersih-bersih fasilitas publik dan sarana pelayanan BUMN yaitu Stasiun Senen, Jakarta," kata Irfan, di Stasiun Senen, Jakarta.
Menurut Irfan, kegiatan ini dilakukan sebagai kritik sosial kepada pemerintah. BUMN harus selalu dijaga agar selalu bersih, sehingga bisa menghilangkan pemikiran BUMN sebagai sarang korupsi. "BUMN harus dijaga independensi, netral serta profesionalitasnya," ujar Irfan.
Irfan menyatakan, BUMN harus dilepaskan dari kepentingan politik kelompok tertentu, baik secara langsung maupun dengan menempatkan tokoh politik pada perusahaan baik direksi, komisaris dan dewan pengawas.
"Kegiatan tersebut juga menjadi komitmen pekerja BUMN untuk menjaga BUMN selalu bersih," tutur Irfan. (Fik/Pew/Ahm)