Sektor Perikanan Tumbuh Lebih Tinggi Ketimbang Ekonomi RI

Pertumbuhan sektor perikanan mencapai 8,6 persen pada kuartal I 2015 dari pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,7 persen.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 20 Mei 2015, 16:29 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2015, 16:29 WIB
Harga Ikan Makin Murah Di 2015
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menargetkan tahun 2015 harga ikan tidak mahal lagi dan Industri perikanan Indonesia bisa mengekspor ikan ke luar negeri, Jakarta, Minggu (11/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan telah bekerja dengan baik di masa awal Pemerintah Presiden Joko Widodo. Penerapan regulasi anti Ilegal Unreported Unregulated (IUU) Fishing telah berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengatakan penerapan anti IUU Fishing untuk mewujudkan kemandirian bangsa Indonesia. "Kita serius menjaga sumber daya laut kita untuk kesejahteraan masyarakat. Bukan kita sok berani, tapi kita menegakkan hukum kedaulatan. Supaya punya kemandirian, kedaulatan, mengerjakan program kedaulatan," kata Susi saat memperingati Hari Kebangkitan Nasional, di Jakarta, Rabu (20/5/2015).

Keberhasilan itu terlihat dari pertumbuhan sektor perikanan RI sebesar 8,6 persen pada kuartal I 2015. Padahal ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,71 persen pada kuartal I 2015.

Akan, tetapi Susi tak cepat puas. Dia bilang laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut angka rumah tangga di sektor kelautan dan perikanan turun dari 1,6 juta menjadi 800 ribu. "Kita harus bisa mengembalikan minat dan kemungkinan perencanaan bisa sejahtera," ujar Susi Pudjiastuti.

Ia juga meminta supaya para pegawai KKP terus melakukan kerja yang terbaik. Hal itu untuk mewujudkan kemandirian di bidang ketahanan pangan. "Ini perjuangan terus menerus itu program pemerintah membangun kemandirian," tandas dia. (Amd/Ahm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya