Pemerintah Dinilai Tak Serius Tangani Krisis Migas

Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika menilai belum ada penanganan serius untuk mengatasi krisis energi khususnya minyak dan gas bumi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Mei 2015, 12:37 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2015, 12:37 WIB
Semester I 2014 Realisasi Produksi Minyak Nasional 796,5 MBOPD
Salah satu anjungan PAPA, Flowstation Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang ada di lepas pantai Karawang, Jabar, (28/7/2014). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika menilai belum ada penanganan serius untuk mengatasi krisis energi khususnya minyak dan gas bumi (migas).

Menurut dia, perlu adanya pemhaman tentang krisis migas, karena membutuhkan penanganan khusus tidak seperti penurunan produksi migas biasa.

" Apabila ada orang sakit, dia keadaan kritis masuknya ke ICU, tapi kalau sakit biasa masuknya poliklinik," kata Kardaya, saat menghadiri  The 39 Th IPA Convention & Exebition, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (20/5/2015).

Menurut Kardaya, pemilihan cara penanganan sangat penting karena menjadi kunci pengentasan krisis. Namun, saat ini ia melihat pemerintah belum serius menangani krisis tersebut.

" Ini penting, menurut saya bisa berbeda, saat ini masuk ICU tapi diobatinya vitamin biasa, kita hanya melakukan perbaikan-perbaikan, yang kita berikan hal biasa memperbaiki ini," tuturnya.

Kardaya mengungkapkan, salah satu hal yang belum diseriusi pemerintah dalam menangani krisis migas adalah eksplorasi dan kemudahan perizinan.

"Inilah kami sampaikan perlu melakukan kalau mau selamat, eksplorasi belum menyentuh virgin based. Kalau mau perizinan hillangkan perizinan, ini yang perlu diterapkan bukan perbaikan biasa," pungkasnya. (Pew/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya