Liputan6.com, Surabaya - PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) telah menyelesaikan dua proyek, yakni revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dan pembangunan Terminal Teluk Lamong di Jawa Timur.
Kedua proyek ini siap beroperasi dan rencananya akan diresmikan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (22/5/2015) ini.
Menurut Sekretaris Perusahaan Pelindo III Yon Irawan dengan selesainya revitalisasi APBS dan pembangunan Terminal Teluk Lamong, diharapkan bisa mendongkrak daya saing Indonesia sebagai negara maritim di dunia.
"Selesainya dua proyek besar Pelindo III itu diharapkan dapat memicu bangkitnya sektor maritim Indonesia yang dimulai dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Jawa Timur, khususnya di bidang logistik dan kepelabuhan," kata dia.
Dia menjelaskan, APBS akan menjadi akses masuk ke kawasan Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya. Akses ini berhasil direvitalisasi dengan cara diperdalam dan diperlebar hingga kedalaman minus 13 meter LWS dan lebar 150 meter.
"Dulu APBS hanya bisa dilalui kapal berukuran 15 ribu dead weight tonnage (DWT). Dan pasca revatalisasi ini, maka kapal yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya bisa mencapai 80 ribu DWT," imbuh dia.
Sementara untuk proyek besar Terminal Teluk Lamong yang berlokasi di wilayah Tambak Oso Wilangon, Surabaya, pembangunannya menelan biaya hingga Rp 4,56 triliun. Sumber pendanaan, selain berasal dari internal perusahaan juga dari pinjaman modal, melalui pinjaman global (global bond) senilai US$ 500 juta.
"Memang, sebagian investasi modal pembangunan Terminal Teluk Lamong berasal dari Pinjaman Komersial Luar Negeri (PKLN). Pengembaliannya, melalui obligasi dengan menyisihkan keuntungan selama 7 tahun. Dan, kita optimis itu akan berjalan dengan lancar," tandas dia.
Sementara itu, Direktur Terminal Teluk Lamong, Prasetyadi mengatakan nantinya terminal ini dilengkapi dengan peralatan modern, seperti broadband yang memberikan kemudahan akses internet di semua areal.
Terminal termoderen ini juga mendukung tetap terjaganya kelestarian lingkungan. Dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistem pesisir, dan menjalin kerjasama dengan nelayan dalam wujud pembinaan dan pemberian corporate social responsibility (CSR). (Dian/Nrm)
Advertisement