Pemerintah Incar Turis Asal China Buat Genjot Target Wisman

China memiliki potensi yang sangat besar untuk mendorong jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Agu 2015, 15:32 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2015, 15:32 WIB
Turis
Turis asing Membeli souvenir yang di jajakan pedagang pada ajang malam Muda mudi Sabtu,(22/6) (Liputan6.com/ Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan 10 juta wisatawan asing akan berkunjung ke Indonesia pada tahun ini. Wisatawan asal China menjadi salah satu pendorong tercapainya target ini.

Direktur Promosi Kepariwisataan Dalam Negeri Kementerian Pariwisata, Tazbir mengatakan, China memiliki potensi yang sangat besar untuk mendorong jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. Pasalnya dalam setahun ada sekitar 100 juta wisatawan asal negeri tirai bambu tersebut yang berlibur ke negara lain, termasuk Indonesia.

"Potensi besar, karena negaranya besar dan jumlah outbond-nya, lebih dari 100 juta orang China ke luar negeri," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (1/8/2015).

Menurut dia, jika Indonesia bisa melakukan promosi dengan baik, maka porsi wisatawan asal China bisa mencapai 40 persen dari total target 10 juta wisatawan asing tersebut.

"Kita berharap bisa sampai 30 persen-40 persen. Itu kalau nanti promosinya sudah bagus. Pada 2016 kita gencarkan promosi," kata dia.

Salah satu yang mendukung hal ini, lanjut Tazbir, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan salah satunya dengan memberikan bebas visa bagi wisatawan asal China.

"Kita kan sudah berikan bebas visa. Kita juga tingkatkan SDM (sumber daya manusia) seperti guide untuk bisa berbahasa mandarin. Serta kerjasama dengan travel agent China, sehingga kita tahu bagaimana keinginan dari mereka, marketnya, pelayanan seperti apa," lanjutnya.

Dan yang tak kalah pentingnya, pihaknya juga telah memasang iklan objek-objek pariwasata di Indonesia di negara tersebut. Dengan demikian diharapkan wisatawan asal China semakin tertarik untuk berlibur ke Indonesia.

"Dan iklan juga. Kita buat paling banyak dalam bahasa sana (Mandarin). Kita juga undang media TV mereka untuk meliput disini," tandas dia. (Dny/Nrm)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya