Ekspor Turun Jadi US$ 11,41 Miliar pada Juli 2015

Secara kumulatif ekspor mencapai US$ 89,76 miliar pada Januari-Juli 2015 atau turun 12,81 persen.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 18 Agu 2015, 11:39 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2015, 11:39 WIB
Ini Penyebab Ekspor Indonesia Merosot
Penyebab penurunan tersebut kata dia disebabkan karena menurunnya ekspor minyak mentah sebesar 32,43 persen menjadi 677,8 juta dollar AS dan ekspor hasil minyak sebesar 3,64 persen menjadi 307,7 juta dollar AS, Jakarta (2/9) (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor mencapai US$ 11,41 miliar pada Juli 2015 atau menurun 15,53 persen dibanding ekspor Juni 2015. Selain itu, ekspor itu turun 19,23 persen dibandingkan Juli 2014.

Ekspor non migas mencapai US$ 9,99 miliar pada Juli 2015 atau turun 17,23 persen dibandingkan Juni 2015. Sementara bila dibanding ekspor Juli 2014 turun 14,11 persen. Ekspor non migas mencapai US$ 78,37 miliar atau turun 7,55 persen periode Januari-Juli 2015.

"Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Juli 2015 mencapai US$ 89,76 miliar atau menurun 12,81 persen dibanding periode sama 2014," ujar Kepala BPS Suryamin, Selasa (18/8/2015).

Penurunan terbesar ekspor non migas Juli 2015 terhadap Juni 2015 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 339 juta (18,84 persen). Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$ 43,3 juta (3,42 persen).

Ekspor non migas ke Amerika Serikat Juli 2015 mencapai angka terbesar US$ 1,17 miliar. Disusul China US$ 1,1 miliar, dan Jepang US$ 1,01 miliar. Kontribusi ketiganya mencapai 32,84 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$ 1,10 miliar.

Menurut sektor, ekspor non migas hasil industri pengolahan periode Januari-Juli 2015 turun 7,65 persen dibandingkan periode sama 2014, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 8,84 persen. Sementara ekspor hasil pertanian naik 0,02 persen.

Berdasarkan provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Juli 2015 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$ 14,84 miliar (16,53 persen) diikuti Kalimantan Timur sebesar US$ 11,42 miliar (12,72 persen), dan Jawa Timur sebesar US$ 10,09 miliar (11,24 persen).

Ekspor turun juga diikuti impor. Total impor Juli 2015 mencapai US$ 10,08 miliar atau turun 22,36 persen dibanding Juni 2015. Demikian dibanding Juli 2014 melemah 28,44 persen.

"Secara kumulatif impor Januari-Juli 2015 mencapai US4 84,03 miliar atau turun 19,23 persen dibanding periode sama 2014. Kumulatif nilai impor terdiri dari impor gas US$ 15,39 miliar (turun 40,73 persen) dan non migas US$ 68,63 miliar (turun 12,08 persen)," jelas Suryamin.

Impor non migas Juli 2015 mencapai US$ 7,78 miliar aturu turun 25,18 persen dibanding Juni 2015 juga turun 21,46 persen dibanding Juli 2014. Impor migas Juli 2015 mencapai US$ 2,29 miliar atau turun 10,99 persen dibandingkan Juni 2015. Demikian juga dibanding Juli 2014 juga turun 45,02 persen.

Peningkatan impor non migas terbesar Juli 2015 adalah perhiasan/permata sebesar US$ 0,20 miliar. Sedangkan penurunan terbesar adalah golongan mesin dan peralatan mekanik US$ 0,47 miliar.

Sedangkan tiga negara asal barang impor non migas terbesar Januari-Juli 2015 adalah China senilai US$ 16,5 miliar, Jepang US$ 8,03 miliar, dan Singapura sebesar US$ 5,01 miliar. Impor non migas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 21,86 persen, sedangkan Uni Eropa 9,44 persen.

"Nilai impor golongan barang konsumsi, bahan baku, dan barang modal selama Januari-Juli 2015 turun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar 14,10 persen, 20,45 persen, dan 15,66 persen," kata Suryamin. (Fik/Ahm)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya