Emma Damayanti, Dulang Untung dari Batik Betawi

Berawal dari kecintaan terhadap kebudayaan betawi, R Emma Damayanti, seorang wanita asli kelahiran tanah Jakarta membuka usaha kain batik.

oleh Vina A Muliana diperbarui 03 Sep 2015, 10:35 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2015, 10:35 WIB
Melestarikan Budaya, Pengusaha ini Buat Batik Corak Betawi
Berawal dari kecintaannya terhadap kebudayaan betawi, R Emma Damayanti, seorang wanita asli kelahiran tanah Jakarta membuka usaha kain batik

Liputan6.com, Jakarta - Berawal dari kecintaannya terhadap kebudayaan betawi, R Emma Damayanti, seorang wanita asli kelahiran tanah Jakarta membuka usaha bisnis kain batik demi dapat terus melestarikan kebudayaan betawi yang ia cintai. Usaha yang sudah digelutinya sejak 8 tahun yang lalu tersebut kini terus berkembang pesat. Kain batik corak betawi hasil karyanya terus diminati oleh masyarakat bahkan sampai ke pasar internasional.

Awalnya, Emma hanya membuat dan memasarkan kebaya encim. Namun lama kelamaan ia bingung untuk memadu padankan kebaya encim yang ia miliki karena tidak memiliki kain yang cocok. Tingginya minat pasar terhadap hasil karyanya juga yang akhirnya menjadikan wanita cantik nan modis ini untuk memilih mengembangkan bisnis yang ia jalani dengan mendesain beberapa kain batik bercorak betawi.

“Awalnya , saya hanya bermodalkan satu mesin jahit milik ibu saya untuk membuat baju encim. Karena orang saya tidak tahu kalo saya memiliki hobi desain. Ternnyata ketika saya sudah buat satu dan disukai orang saya mulai membuat kain batik betawi,” tutur Emma kepada Tim Liputan6.com, seperti ditulis pada Kamis (3/9/2015).

Kain batik hasil karyanya melewati proses yang cukup panjang sampai benar-benar dapat dipasarkan. Ia menjelaskan bahwa satu kain batik dapat memakan waktu hingga 2 bulan sampai benar-benar dapat dibeli oleh konsumen. Dibantu oleh 17 orang pegawai tetapnya, Emma membuat berbagai corak kain batik yang menggambarkan suasana Jakarta. Salah satu ciri khasnya adalah corak Penari Topeng Blantek.

Bisnis yang Emma jalankan juga tidak lepas dari kendala. Ia menuturkan bahwa kendala yang sering ia hadapi adalah desainnya yang sering ditiru orang yang kemudian dijual dengan kualitas dan harga yang lebih murah.

Namun ia mengaku optimistis dapat tetap mempertahankan originalitas dari produk batik betawinya. Pasalnya, produk yang ia buat memiliki keunggulan sendiri dalam segi pewarnaan serta corak batiknya yang unik.

“Kalau batik saya memiliki ciri khas di pewarnaan. Batik saya memiliki banyak sekali warna dan karakter pewarnaan saya juga kuat. Orang akan tau, bahwa dengan ciri khas itu merupakan batik betawi hasil karya saya.” papar Emma.

Dengan kesuksesan yang ditorehkannya hingga saat ini, Emma mengaku bahwa keberhasilannya tidak lepas dari dukungan dari pemerintah. Kebijakan Gubernur DKI Jakarta terdahulu, Joko Widodo yang mengharuskan semua pegawai pemerintahan untuk memakai batik betawi di beberapa hari tertentu menjadikan batik betawi miliknya ramai peminat. Wanita yang kini menjadi anggota Dewan Kerajinan Nasional DKI Jakarta ini berharap pemerintah dapat terus mendukung usaha miliknya.

“Ya, saya ingin sekali dapat memiliki gerai batik sendiri di Bandara, jadi bisa lebih gampang kalau mau jual ke turis asing” tutur Emma menutup perbincangan. (vna)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya