Tingkatkan Literasi Keuangan, IMF Minta Indonesia Contoh Korsel

"Telepon, internet, semua yang berbasis teknologi harus dikebangkan, itu untuk menciptakan kemudahan dan lebih efektif," tegas Christine.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Sep 2015, 12:31 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2015, 12:31 WIB
20150901-Jokowi dan Christine Lagarde-Jakarta
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers dengan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde usai pertemuan tertutup di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/9/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai negara maritim dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa, menjadi hal yang tidak mudah bagi Indonesia untuk meningkatkan jumlah masyarakat yang melek sistem keuangan. 

Managing Director International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde mengakui, potensi besar yang dimiliki Indonesia menjadi hal yang harus terus dikembangkan oleh pemerintah untuk menciptakan daya saing ‎Indonesia, terutama dalam hal pasar uang.

Dalam konferensi tingkat tinggi bertajuk Futur of Asia's Finance: Financing for Development 2015, Lagarde mengungkapkan Korea Selatan menjadi salah satu negara yang pantas untuk ditiru untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakatnya.

"Korea (Selatan), cara mereka untuk menciptakan financial inclusion sangat bagus. Mereka sangat tahu bahwa teknologi adalah satu media yang tepat untuk itu," kata Lagarde di Gedung Bank Indonesia, Rabu (2/9/2015).

Peningkatan jaringan teknologi, konektifitas antar lembaga keuangan dikatakan Lagarde menjadi kunci efektifnya sebuah negara dalam menjadikan masyarakatnya melek sistem keuangan.

Lagarde juga menegaskan jangan tanggung-tanggung bagi Indonesia ataupun negara lain untuk menciptakan fasilitas kemudahan bertransaksi keuangan, seperti melalui telephne genggam, jaringan internet, dan lain sebagainya.

"Telepon, internet, semua yang berbasis teknologi harus dikebangkan, itu untuk menciptakan kemudahan dan lebih efektif," tegasnya.

Seperti diketahui, dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa, jumlah masyarakat yang memiliki akses di perbankan tidak lebih dari 30 persen. Untuk meningkatkan hal itu, peemrintah Indonesia saat ini tengah mengembangkan sistem bank tanpa kantor di berbagai pelosok wilayah di Indonesia. (Yas/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya