Uangpedia: Tips Pilih Investasi Saat Pasar Terguncang

Ini tips memilih produk investasi di tengah kondisi pasar saham dan emas sedang bergejolak bagi para single dan berkeluarga.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Sep 2015, 18:01 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2015, 18:01 WIB
20150910- Bursa Efek Indonesia-Jakarta
Karyawan tengah memantau pergerakan indeks saham gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 14.329 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Melihat kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Agustus 2015 memang kurang menyenangkan. Laju IHSG cenderung tertekan. Bahkan kinerja IHSG minus 15,53 persen dari akhir tahun 2014 hingga ditutup ke level 4.415 pada penutupan perdagangan saham Jumat 4 September 2015.Kinerja IHSG itu tidak lepas dari sentimen global dan domestik.

Dengan melihat kondisi bursa saham tertekan dapat membuat investor panik. Tak hanya IHSG tertekan, harga emas juga mengalami volatilitas. Kondisi ini mungkin dapat membuat investor bingung atau apa yang harus dilakukan dengan melihat kondisi portofolio investasi yang kurang begitu baik.

Khawatir memang tak bisa dielakkan, tetapi hal itu jangan membuat Anda panik. Perencana Keuangan One Shildt Consulting M Andoko menuturkan investor dan calon investor juga harus melihat tujuan investasi.

Dengan melihat kondisi IHSG sedang merosot, Andoko menilai ini menjadi salah satu momen untuk membeli saham dengan harga diskon. Akan tetapi bagi pelaku pasar atau investor jangka pendek ini jadi kurang menyenangkan.

"Kalau investasi jangka panjang ini jadi kesempatan, kalau investasi jangka pendek melihat kondisi pasar modal berfluktuasi jadi agak ketar ketir. Atau ada seseorang yang sudah investasi lama, dan butuh uangnya pada 2015, sehingga harus mencairkan sekarang ini bisa jadi bad news," kata Andoko saat berbincang dengan Liputan6.com pada Senin (7/9/2015).

Andoko menilai, berdasarkan sebuah riset untuk investasi jangka panjang sebaiknya dapat dilakukan di atas 15 tahun. "Tetapi kalau saya tanya dengan masyarakat memang biasanya mereka investasi sekitar lima tahun dan tiga tahun itu sudah cukup untuk dapat menguji krisis itu," kata Andoko.

Andoko juga mengingatkan bila ingin investasi sebaiknya menganggarkan dana sekitar 20 persen dari total penghasilan. Bila melihat kondisi portofolio investasi yang sedang bergejolak, Andoko membagikan tips memilih investasi bagi para single dan berkeluarga. Ingin tahu investasi apa yang dapat jadi pilihan? Berikut wawancara Liputan6.com dengan Perencana Keuangan One Shildt Consulting M Andoko: (Ahm/Igw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya