Gerak IHSG Dibayangi Suku Bunga The Fed

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak melemah pada perdagangan saham hari ini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 17 Sep 2015, 06:24 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2015, 06:24 WIB
Sempat Pecahkan Rekor, IHSG Kini Anjlok
IHSG ditutup terkoreksi tajam 0,94% ke 5.197,12 pada perdagangan Selasa (9/9/14), setelah sempat ditutup di rekor tertinggi baru 5.246,48 pada Senin. (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak melemah pada perdagangan saham hari ini. Sentimen kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed membayangi pergerakan indeks saham.

Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, keputusan The Fed mempengaruhi pergerakan rupiah.

"Kekhawatiran kenaikan suku bunga acuan dan pelemahan rupiah," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis (17/9/2015).

Selain itu, rilis data ekonomi China juga mempengaruhi pergerakan indeks saham. Dia bilang data ekonomi China diperkirakan akan melemah. "Lebih ke khawatiran perlambatan ekonomi China," tuturnya.

Dia memprediksi, IHSG bergerak pada level support 4.290-4.269. Sedangkan resistance pada level 4.376-4.390.

PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak melemah. Adapun support IHSG berada pada level 4.315 sedangkan resistance 4.390.

Sinarmas Sekuritas mengungkapkan, pergerakan indeks saham dipengaruhi data inflasi AS dan neraca perdagangan Jepang.

"AS akan merilis data inflasi yang diperkirakan stagnan ke level 0,1 persen MoM. Dari Jepang akan merilis data neraca perdagangan yang diperkirakan defisit ke 450,9 miliar yen dari sebelumnya defisit 268,1 miliar yen," tulis riset tersebut.
 
Hans merekomendasikan akumulasi saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT PP Tbk (PTPP). (Amd/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya