Produksi Masela Tertunda, RI Kalah Saing di Pasar Gas Global

Blok Masela diperkirakan mulai memproduksi gas pada 2024

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Sep 2015, 20:14 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2015, 20:14 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Tambang Minyak 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan jika produksi blok minyak dan gas (migas) Masela tidak sesuai jadwal maka akan akan kalah saing dengan Australia.

Amien mengatakan, Blok Masela diperkirakan akan mulai memproduksi gas pada 2024. Blok tersebut memiliki cadangan terbukti gas mencapai 10,73 triliun kaki kubik (tcf) dengan total produksi gas 10,4 tcf.

"Hitungannya kapal (floating terminal LNG) jadi 2023, dibawa ke Indonesia. Fasilitas ditaruh di atasnya dan diintegrasikan, selesai 2024. Di bawa ke Masela disambung pipa mulai produksi awal," kata Amien, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Rabu (22/9/2015).

Menurut Amien, jadwa produksi blok yang terletak di Laut Arafuru tersebut harus sesuai dengan jadwal. Pasalnya, blok di sekitar Masela yang dimiliki Australia juga akan segera memproduksikan gasnya.

"Di selatan kita, di wilayah Australia ada lapangan Gorgon, itu LNG onshore. Kemudian ada lapangan Itchis di Australia, Gorgon sebentar lagi onstream, kemudian Itchis juga beberapa tahun lagi," tuturnya.

Amien mengungkapkan, jika Blok Masela terlambat berproduksi maka akan kehilangan kesempatan untuk bersaing di pasar gas. Pasalnya, pasar gas global akan diisi dari blok migas Australia tersebut.

"Kalau Blok Masela tertunda-tunda nanti market akan kalah dengan blok LNG dari Australia. Jadi SKK Migas berpendapat Masela harus segera dikembangkan, tidak ditunda-tunda," pungkasnya. (Pew/Ndw)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya