Inggris Siap Kucurkan Kredit 1 Miliar Poundsterling ke RI

Kepala Bappenas, Sofyan Djalil mengatakan kredit ekspor dari pemerintah Inggris dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 23 Sep 2015, 21:40 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2015, 21:40 WIB
Sofyan Djalil

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Inggris menyatakan telah menyiapkan kredit ekspor sebesar 1 miliar poundsterling kepada pemerintah Indonesia. Dana tersebut akan digunakan untuk proyek infrastruktur. 

Hal tersebut disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas Sofyan Djalil usai menemui Duta Besar Inggris Moazzam Malik di kantornya.

Sofyan menuturkan, kredit ekspor berbeda dengan pinjaman biasa atau utang konvensional. Dari segi persyaratan, kredit ekspor memberikan persyaratan yang lebih mudah. "Kredit ekspor dengan pinjaman lain lebih komersial tapi bisa menggunakan 80 persen untuk dalam negeri (komponen lokal). Tapi 20 persen komponen harus Inggris. Bunga biasanya lebih murah dari kredit komersial," tutur Sofyan, Jakarta, Rabu (23/9/2015).

Sofyan menuturkan, pemerintah belum memastikan apakah akan mengambil pinjaman tersebut. Lantaran, untuk komitmen itu mesti melakukan pembicaraan lebih jauh. "Itu yang akan kita diskusikan lagi. Akan ada pertemuan dari tim mereka dengan kita, untuk 1 miliar poundsterling itu apa yang bisa kita pakai," ujar Sofyan.

Meski begitu, dia menuturkan dana tersebut bisa dimanfaatkan untuk pembiayaan proyek-proyek khususnya dengan mekanisme public private partnership (PPP). "PPP kita akan identifikasi. Ada sekitar 20 lebih PPP yang harus ada dana untuk pembiayaan perencanaan," kata Sofyan.

Pihaknya mengatakan, di tengah kondisi perekonomian saat ini pemerintah membutuhkan dana besar untuk pembangunan. Kredit ekspor ini, lanjutnya bisa menjadi alternatif.

"Jadi kalau begitu misalnya bermanfaat dan dalam rangka mempercepat pembangunan infrastruktur kenapa tidak kita manfaatkan. Apalagi di tengah kondisi ekonomi yang saat ini dihadapi Indonesia sedang melemah," ujar dia. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya