Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah cenderung menguat pada perdagangan Kamis (15/10/2015) di tengah tanda-tanda bahwa Bank sentral AS (The Fed) tidak akan menaikkan suku bunga pada tahun ini. Selain itu, rencana pemerintah untuk merilis paket kebijakan ekonomi jilid IV sore nanti juga mendorong penguatan nilai tukar rupiah.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah berada pada kisaran level 13.309 per dolar AS pada pukul 10.06 WIB. Rupiah dibuka menguat tajam di level 13.370 per dolar AS dibandingkan penutupan pada selasa di level 13.616 per dolar AS. Sejak pagi hingga menjelang siang ini, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 13.230 hingga 13.394 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah menguat 269 poin menjadi 13.288 per dolar AS pada Kamis, dari perdagangan Selasa di level 13.557 per dolar AS. Pada Rabu kemarin, Bank Indonesia tutup karena merayakan Tahun Baru Islam 1437 H.
Analis Pasar Uang PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Trian Fatria menjelaskan, penguatan nilai tukar rupiah disebabkan berubahnya ekspektasi pasar. Dari sebelumnya the Fed akan menaikkan suku bunga AS pada tahun ini, berubah menjadi tahun depan. Perubahan ekspektasi pasar tersebut mampu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemerintah Indonesia untuk memperkuat ekonomi.
"Ekspektasi pasar atas kenaikan suku bungaTthe Fed berubah, dari sebelumnya tahun ini menjadi tahun depan. Nah, perubahan ekspektasi ini dimanfaatkan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan beberapa kebijakan baru," katanya.
"Situasi ini memberi Indonesia lebih banyak ruang untuk melaksanakan paket kebijakan, di mana pemerintah telah berencana untuk mempersiapkan perekonomian dan membuatnya lebih kebal sebelum Fed menaikkan suku bunganya," tambahg Trian.
Trian memperkirakan nilai tukar rupiah dapat menyetuh level 13.100 per dolar AS dalam beberapa minggu ke depan.
Sementara itu, 25 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunganya di 7,5 persen pada Kamis ini.
Chief Economist and Director for Investor Relation PT Bahana TWC Investment Budi Hikmat juga memperkirakan BI bakal mempertahankan suku bunga acuannya. "BI Rate akan stay, peluang turun baru akan ada di November," kata Budi.
Budi memperkirakan peluang turun baru di bulan depan. Dia menganggap BI masih menunggu hasil rapat Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed yang digelar akhir bulan ini. (Ilh/Gdn)*
Menanti Paket Kebijakan IV, Rupiah Menguat ke 13.309 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah terus menguat pada perdagangan Kamis (15/10/2015).
diperbarui 15 Okt 2015, 10:34 WIBDiterbitkan 15 Okt 2015, 10:34 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
7 Artis Tampan Indonesia yang Betah Melajang hingga 2024, High Quality Jomblo
30 Rekomendasi Makanan Diet Sehat, Ada Telur hingga Kimchi
Tak Mau Ada PHK di PT Sritex, Ketua Komisi VII DPR Tagih Janji Pemerintah
Energi Positif dan Kejutan, Inilah Pesan Semesta untuk 4 Zodiak
Penumpang Azerbaijan Airlines Kirim Video ke Istri Sebelum Pesawat Jatuh, Terdengar Ucapan Takbir Para Penumpang
4 HP Samsung Ini Tak Bisa Lagi Pakai WhatsApp Mulai 1 Januari 2025
Rashford Masih Bisa Selamat di Manchester United, Amorim Kasih Bocorannya
Top 3: Peringatan Bada Ekonomi RI di 2025
Menuju Rusia, Pesawat Azerbaijan Airlines Jatuh di Kazakhstan
VIDEO: Detik-detik Perampokan Toko Emas di Pasar Kemukusan, Pelaku Bawa Senjata Api
Citra Scholastika Rayakan Natal Bersama Keluarga, Ungkap Menu Khas yang Tersaji di Rumah
Sejarah Tari Tumbu Tanah, Kesenian Tradisional Papua Barat Penuh Makna