Liputan6.com, Jakarta Harga minyak dunia terus merosot menuju ke level US$ 40 per barel pada perdagangan Selasa. Hal ini dipicu rencana pemerintah Amerika Serikat untuk menjual jutaan barel dari cadangan minyak mereka.
Dikutip dari Business Insider, Rabu (28/10/2015), harga West Texas Intermediate pada perdagangan di New York anjlok lebih dari 2 persen ke level US$ 42,75.
Hal itu salah satunya disebabkan karena ada kesepakatan antara petinggi kongres dan Gedung Putih bahwa AS berencana untuk menjual jutaan barel minyak dari Strategic Petroleum Reserve (SPR) pada periode 2018 hingga 2025.
Advertisement
Jumlah yang akan dijual sekitar 8 persen dari total 695 juta barel, dan menurut laporan, itu adalah kedua kalinya pemerintah mendapatkan dana tunai dari cadangan minyak. SPR sendiri adalah pasokn darurat yang dikelola adalah Departemen Energi AS.
Setelah perdagangan ditutup, American Petroleum Institute akan melaporkan jumlah dari cadangan minyak mingguan, diikuti dengan Energy Information Administration esok harinya.
Rencana penjualan minyak dari SPR akan dilakukan secara bertahap. Pertama pada 2018 dengan rata-rata penjualan per tahun 5 juta barel, naik ke angka 8 juta barel di 2022, dan kembali merangkak ke 10 juta barel di 2023 ke total 58 juta barel di akhir 2025. (Zul/Gdn)