Dibayangi The Fed, Rupiah Naik Tipis ke 13.542 per Dolar AS

Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran 13.530-13.535 per dolar AS menjelang akhir pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Nov 2015, 10:45 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2015, 10:45 WIB
20151009-Dollar-Turun
Petugas menghitung uang pecahan US$100 di Jakarta, Jumat (9/10/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (9/10/2015) mengalami penguatan, bahkan bergerak ke level Rp 13.400. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak mendatar dengan kecenderungan menguat tipis menjelang akhir pekan ini. Sentimen rilis data pertumbuhan ekonomi dinilai jadi katalis positif untuk rupiah.

Berdasarkan data valuta Bloomberg, rupiah dibuka naik tipis menjadi 13.542 per dolar AS dari penutupan perdagangan kemarin 13.543 per dolar AS. Dolar AS berada di posisi Rp 13.529 pada pukul 10.35 WIB. Sepanjang pagi ini, rupiah bergerak di kisaran 13.542-13.575 per dolar AS.

Sementara itu, Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah menguat 53 poin menjadi 13.550 per dolar AS dari perdagangan kemarin di posisi 13.603 per dolar AS.

Analis PT Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova menuturkan penguatan rupiah ditopang dari sentimen domestik. Meski pertumbuhan ekonomi kuartal III 2015 mencapai 4,7 persen dibandingkan periode sama tahun lalu 5,01 persen, ekonomi Indonesia masih lebih tinggi dari kuartal II 2015 di kisaran 4,6 persen.

Selain itu, pemerintah juga telah merilis paket kebijakan ekonomi jilid VI yang memuat soal pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK). Dengan insentif untuk wilayah KEK itu dapat meningkatkan volume perdagangan.Akan tetapi, penguatan rupiah jadi terbatas karena sentimen negatif dari eksternal.

Pernyataan pimpinan bank sentral AS Janet Yellen soal kenaikan suku bunga dapat dilakukan pada Desember menjadi kekhawatiran pelaku pasar. Pada pekan ini, pelaku pasar menanti rilis data penyerapan tenaga kerja AS yang menjadi indikator bank sentral AS menaikkan suku bunga.

"Sentimen internal bisa menahan sentimen negatif eksternal. Tetapi pergerakan rupiah akan terbatas di kisaran 13.530-13.535 per dolar AS," kata Rully saat dihubungi Liputan6.com.(Ahm/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya