Trik Gibran Jokowi Bikin Bisnis Kian Menggurita

Nantinya Markobar akan buka cabang di Jakarta, Surabaya, Malang dan Bandung.

oleh Fajar Abrori diperbarui 17 Nov 2015, 19:15 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2015, 19:15 WIB
Gibran Rakabuming Raka, Bos Markobar.
Gibran Rakabuming Raka, Bos Markobar. (Foto: Reza Kuncoro/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), sukses mengembangkan warung martabak dengan berbagai rasa lewat merek Markobar yang merupakan kependekan dari Martabak Kota Baru.

Meskipun warung jajanan khas kaki lima tersebut telah berkembang pesat, Gibran tak mau berpuas hati. Ia saat ini tengah menyiapkan inovasi baru untuk produknya.

Gibran bercerita, pertumbuhan bisnis Markobar cukup pesat. Setelah ia buka warung di Surakarta (Solo), Markobar mengembangkan sayap ke Yogyakarta dan Semarang.

Rencananya, pengembangan Markobar tidak hanya di sekitar Jawa Tengah dan Yogyakarta namun juga ke kota-kota besar lainnya.

"Setelah Semarang, rencananya akhir tahun ini akan buka cabang di kota lainnya. nantinya Markobar akan buka di Jakarta, Surabaya, Malang dan Bandung. Targetnya tiap dua bulan membuka satu cabang, " urainya kepada Liputan6.com, Selasa (17/11/2015).

Suami dari Selvi Ananda ini mengungkapkan, cabang Markobar di beberapa kota tersebut bakal menerapkan konsep anyar. Gibran tak membuka warung markobar di satu tempat. Namun, ia bakal menggunakan konsep food truck sebagai etalase jualannya.

"Rencananya ke depan akan menggunakan food truck untuk jualan martabak terang bulan delapan rasa. Jadi lebih efisien dan hemat dana untuk urusan tempatnya, " ungkapnya.

Melalui food truck, lanjut Gibran, warung Markobar miliknya ini bakal lebih memfokuskan pada produk take away alias dibawa pulang. "Jadi nanti mobile food truck. Para pembeli bisa menikmati martabak manis dengan sistem take away, " tuturnya.

Produk Markobar, martabak manis delapan rasa. (Foto: Reza Kuncoro/Liputan6.com)Sebelumnya, Gibran sempat memberikan tips berwirausaha. "Kalo saya sih kuncinya ngeyel. Jadi pengusaha itu harus idealis. orang tua saya itu latarbelakangnya pengusaha mebel dan tidak ada background makanan sama sekali. Saya dari dulu disiapkan untuk melanjutkan usahanya. Sempat ditentang juga ke kuliner," ujarnya.

Ia mengaku sempat jatuh bangun dalam membangun usaha seperti saat ini. Namun ia terus berusaha dan melihat peluang ke depan bahwa bisnis kuliner terus memiliki pasar. Gibran mengatakan, ia memulai bisnis kuliner pada 2010. Saat itu bisnis pertamanya adalah usaha catering.

Menurutnya, tahun pertama dan kedua merupakan tahun terberatnya dalam membangun usaha katering. Berbagai kendala dihadapi saat dua tahun pertama. Namun tahun ketiga usaha yang dibangunnya sudah mulai dirasakan dan mendapatkan hasil maksimal sehingga mulai menambah fasilitas penunjang pernikahan.

Gibran Rakabuming Raka mengisi seminar soal bisnis Markobar. (Foto: Reza Kuncoro/Liputan6.com)"Kalo kamu sudah punya kemauan dan yakin berhasil ya dijalani saja. Kalo orang tua menentang berwirausaha itu biasa ya karena orang tua tidak mau anaknya rekoso atau susah ya. Karena seorang pengusaha itu susah ada jatuh bangunnya juga banyak yang gagal juga," ujarnya.

Gibran menceritakan saat awal merintis usaha paling sering mendapatkan pelanggan yang rewel. Namun ia tetap menjalani dengan baik dan memberikan beberapa potongan harga. Pasalnya, selain dana yang besar juga diperlukan keyakinan dari pelanggan terhadap produknya harus terjaga.

"Saya tiap hari hadapi customer seperti itu, yang rewel. Ndekben (dahulu) aku nyoblos bapakmu. Dulu saya timses bapak waktu walikota. Menghadapi itu sangat sulit. Menolak tidak enak mengiyakan ya rugi. Tahun pertama dan kedua saya masih dealing harga dan segala macam. Tahun terakhir sudah kasih ke marketing," ujarnya.

Ia pun memberikan saran kepada anak muda yang ingin berwirausaha. Gibran menyarankan agar memulai usaha untuk fokus pada usahanya. Ia tidak menyarankan untuk menjalani dua profesi sekaligus. Karena akan membuat usaha tidak akan fokus dan hasil yang didapatkan tidak maksimal. (Reza Kuncoro/Gdn)

 
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya