Jokowi: Industri Pupuk Topang Swasembada dan Ekspor Pangan

Keberadaan pabrik pupuk dinilai mempunyai peran sangat penting untuk mencapai swasembada dan kemandirian pangan.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 19 Nov 2015, 14:13 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2015, 14:13 WIB
20151118-Keterangan-Pers-Jokowi-FF
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait kisruh pencatutan namanya dan wapres Jusuf Kalla di Istana Negara, Jakarta, Rabu (18/11/2015). Kasus tersebut kini sudah dibawa ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pembangunan pabrik pupuk baru sangat penting bagi ketahanan pangan di Indonesia. Hal itu mengingat sektor pangan akan menjadi sektor yang sangat strategis di masa mendatang.

Jokowi menyampaikan hal itu ketika meresmikan pabrik 5 PT Pupuk Kalimantan Timur dan Pabrik Asam Fosfar II PT Petro Kimia Gresik di lapangan kantor pusat Pupuk Kalimantan Timur, Bontang, Kamis (19/11/2015).

"Strategi negara ke depan selain memenuhi pangan sendiri dan dalam 3-4 tahun. Kita harus bisa mengekspor, tapi harus didukung oleh industri pupuk," ujar Jokowi melalui Tim Komunikasi Presiden.

Menurut Jokowi, keberadaan pabrik pupuk mempunyai peran yang sangat penting dalam pencapaian swasembada dan kemandirian pangan.‎

Untuk itu, ia menyambut baik kehadiran pabrik Pabrik 5 Pupuk Kaltim dengan kapasitas 825 .000 ton amoniak dan 1.100.000 ton urea dan proyek Revamping Asam Fosfat yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur dengan kapasitas 200.000 ton asam fosfat dan 600.000 ton asam sulfat yang juga dibangun.

"Keberadaan pabrik asam fosfat  tersebut mempunyai manfaat antara lain menjamin suplai bahan baku NPK, menghemat biaya bahan baku NPK sampai 20 juta USD per tahun," ucap Jokowi.

Jokowi menjelaskan, kebutuhan pupuk urea dan pupuk fosfat tahun lalu sebesar 6,7  ton dan 400 ribu ton.‎ "Ke depannya, kebutuhan pupuk akan terus meningkat sejalan dengan program perluasan  atau ekstensifikasi lahan pangan," ucap Jokowi.

Perluasan lahan pertanian diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan di berbagai daerah di Indonesia, terutama di wilayah kawasan Indonesia bagian tengah dan Indonesia bagian timur.

Jangan Ragu Kerjasama Investasi

Jokowi mengatakan, dirinya tidak mempermasalahkan bila dalam pengelolaan perusahaan kebutuhan investasi tidak dapat dipenuhi dari internal perusahaan. Ia mempersilahkan pemenuhan kebutuhan investasi dilakukan dengan kerjasama dengan perusahaan, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Saya berikan keleluasaan untuk bisa kerjasama tapi harus ada hitungannya, ada kalkulasinya," ucap Jokowi.

Presiden yang hadir bersama Ibu Iriana Joko Widodo meminta agar Pupuk Iskandar Muda dihidupkan lagi sehingga dapat melakukan ekspansi, karena problemnya pada suplai gas. "Kalau tak punya kekuatan finansial silakan dikerjasamakan," ujar Jokowi.

Jokowi menyambut baik integrasi yang telah dilakukan oleh pabrik-pabrik pupuk dalam perusahan Holding, sehingga diharapkan BUMN lain dapat meniru pola yang dilakukan oleh BUMN sektor pupuk.

"Yang sejenis untuk efisiensi agar juga dibangun holdingnya sehingga setiap tindakan aksi korporasi bisa lebih efisien," kata Jokowi.

Jokowi memberikan contoh tentang Bank BUMN dimana setiap Bank BUMN memiliki mesin ATM sendiri-sendiri. Seharusnya, ucap Presiden, mesim ATM hanya satu, tapi kartunya saja yang berbeda, karena pemilik BUMN itu sama, yaitu rakyat Indonesia. Upaya seperti ini menghemat biaya hingga Rp 30 triliun. "Banyak efisiensi yang bisa dilakukan," ujar Jokowi.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pupuk Kaltim Aas Asikin Idat melaporkan pabrik realisasi pertama dari Program Revitalisasi Industri Pupuk sesuai Inpres Nomor 2 Tahun 2010.

Saat ini, Pabrik 5 merupakan pabrik pupuk urea terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas produksi mencapai 1,55 juta ton urea granul per tahun dan kapasitas amoniak 825 ribu ton per tahun.‎

"Dengan berdirinya Pabrik 5 ini maka kapasitas produksi Pupuk Kaltim menjadi 2,74 juta ton per tahun untuk amoniak dan 3,4 juta ton per tahun untuk urea," kata Aas. (Luqman R/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya