Kisah Haru Pengungsi, Jual Pulpen demi Anak hingga Punya Restoran

Konflik di Suriah yang tak kunjung usai membuat penduduk di sana mengungsi ke negara lain.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 08 Des 2015, 20:30 WIB
Diterbitkan 08 Des 2015, 20:30 WIB
Abdul Halim al-Attar Pengungsi Suriah (Foto: Telegraph)
Abdul Halim al-Attar Pengungsi Suriah (Foto: Telegraph)

Liputan6.com, Jakarta - Konflik di Suriah yang tak kunjung usai membuat penduduk negara tersebut harus mengungsi ke negara lain. Demi keselamatan, mereka kerap membawa seluruh sanak famili. Sesampainya di negara tujuan, tak sedikit dari mereka kehabisan harta kekayaan yang bahkan mencari makan pun sangat sulit.

Seperti kisah haru dari pengungsi Suriah ini. Abdul Hallim al-Attar, sempat harus berjualan pulpen demi memberi makan anaknya. Namun kini nasibnya berubah karena dia berhasil sukses menjadi pengusaha, dengan memiliki restoran, dua toko roti dan kebab di Beirut, Libanon.

Awal mulanya, Abdul mengungsi dari Suriah ke Libanon. Sebuah foto menangkap momen dia tengah berjualan pulpen sambil menggendong anaknya yang sedang tidur.

Foto tersebut menjadi viral di media sosial. Para pengguna media sosial merasa iba dan haru, hingga kemudian mereka menggalang aksi pengumpulan dana untuk keluarga al Attar.

Abdul Halim al-Attar Pengungsi Suriah (Foto: Telegraph)

Awalnya, total dana yang diharapkan terkumpul hanya US$ 5.000. Namun orang-orang berhasil mendonasikan lebih dari US$ 191.000 setara Rp 2,6 miliar.

"Itu merubah hidup saya dan saya sangat bersyukur pada siapa pun yang menolong dan mendonasikan uang untuk mendukung saya," kata al Attar dilansir dari Business Insider, Selasa (8/12/2015).

Meski al-Attar menerima hanya 40 persen atau sekitar US$ 75.000 dari donasi tersebut, sejauh ini dia mampu menjalankan sejumlah bisnis. Dia bahkan memiliki 16 orang pegawai dan telah mampu  mengembalikan modal awal usaha. "Saya hidup dalam kondisi berbeda sekarang," ujar dia.

Dia pun mengaku sangat bersyukur dengan apa yang didapatkannya kini. "Tempat kita tinggal berbeda, pendidikan berbeda, anak saya bersekolah, sementara saya bekerja dan punya dua toko, dan saya sangat senang. Saya harap, semua pengungsi Suriah bisa punya kesempatan yang sama," tuturnya. (Zul/Nrm)

** Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya