Sepanjang 2015, Efisiensi BUMN Dinilai Masih Rendah

Penanaman modal yang dilakukan oleh pemerintah kepada perusahaan BUMN belum terlihat hasilnya.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 17 Des 2015, 13:05 WIB
Diterbitkan 17 Des 2015, 13:05 WIB
20150923-Anwar Nasution
Anwar Nasution (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang dilakukan oleh pemerintah kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 2015 ini dinilai belum menunjukkan dampak yang signifikan kepada pertumbuhan ekonomi nasional. Perusahaan-perusahaan swasta justru mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dengan melakukan efisiensi.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Anwar Nasution mengatakan, penanaman modal yang dilakukan oleh pemerintah kepada perusahaan BUMN belum terlihat hasilnya. 

Menurut dia, adanya PMN ini menjadikan sebuah gambaran bahwa perusahaan plat merah tidak mandiri. Hal tersebut sangat bertolakbelakang dengan perusahaan swasta.

Ia mencontohkan, perusahaan yang dimiliki oleh Eka Cipta lewat Grup Sinar Mas, Anthony Salim dengan bendera Indofood, serta Martua Sitorus dengan Wilmar terus menunjukkan pertumbuhan performanya, tanpa terus-menerus menambah modal. Dengan pertumbuhan performa tersebut, perusahaan-perusahaan tersebut justru mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. 

"Saat ini, efisiensi BUMN sangat rendah. Kalau bisa ditingkatkan maka dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia," tutur Anwar dalam seminar Reshaping, Sharpening & BUMN di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (17/12/2015).

Mantan Gubernur Bank Indonesia ini menambahkan, rendahnya tingkat efisiensi di BUMN salah satunya ditunjukkan oleh kelompok perbankan. Hal tersebut tercermin dari tingginya selisih antara tingkat suku bunga pinjaman dengan suku bunga deposito di Indonesia yang tertinggi di ASEAN.

Di dalam negeri, sambungnya, selisih antara kedua tingkat suku bunga tersebut adalah tertinggi pada kelompok bank-bank Negara dan BPD. "Artinya, perusahaan milik negara tetap membebani anggaran. Hingga generasi mendatang, APBN masih menanggung bunga SUN yang digunakan untuk merekapitalisasi bank-bank BUMN dan BPD," terangnya.

Oleh sebab itu, ia meminta kepada pemerintah harus meningkatkan efisiensi perusahan BUMN agar dapat meningkatkan perekonomian di tahun-tahun selanjutnya. (Yas/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya