Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengaku rencana pembangunan fasilitas pemrosesan sampah antara sumber ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang belum membuahkan hasil sampai saat ini. Alhasil, masih banyak sampah yang menumpuk tak teratasi.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Andreas Suhono saat Konferensi Pers Pencapaian Kinerja Kementerian PUPR Tahun 2015 mengungkapkan, pemerintah masih perlu menangani sampah, termasuk di DKI Jakarta. Oleh sebab itu, pemerintah bertekad mengurangi sampah mulai dari sumbernya.
Baca Juga
"Kasus yang terjadi produksi sampah di DKI Jakarta kurang lebih 6.000 ton per hari, sementara kapasitas Bantar Gebang hanya 2.000 ton per hari. Jadi tidak ada pengurangan sampah yang sekarang terjadi mulai dari sumbernya," ucap Andreas di Jakarta, Selasa (22/12/2015).
Advertisement
Baca Juga
Andreas mengatakan, rencana pembangunan fasilitas TPA tersebut belum berhasil sehingga langkah mengurangi sampah sulit terealisasi. Akhirnya, Andreas mengaku, Bantar Gebang kewalahan menerima tumpukan sampah dari Jakarta setiap harinya.
Lebih jauh Andreas mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat sedang mempersiapkan pembangunan Tempat Pembuangan dan Pengelolaan Akhir Sampah (TPPAS) di Legok Nangka di Kabupaten Bandung dan Nambo di Bogor.
"Untuk menangani sampah di DKI, ada usulan dibuang ke Banten atau Serang," ujarnya.
Upaya lain, diakuinya, adalah mendorong Pemerintah Daerah untuk membangun proses pengurangan sampah mulai dari skala rumah tangga, komunitas sampai skala kota. "Tahun depan kita ada program penanganan TPA regional 110 ribu kepala keluarga," paparnya.
Sekadar informasi, Ditjen Cipta Karya telah merealisasikan pembangunan TPA regional di 4 kabupaten/kota dan TPA di 69 kabupaten/kota dengan menggunakan anggaran yang berasal dari APBN-P 2015 dengan total realisasi keseluruhan untuk program Ditjen Cipta Karya sebesar Rp 17,40 triliun. (Fik/Zul)
Â
Mau punya bisnis sukses? Simak video ini: