Tenaga Kerja RI Pengirim Remitansi Terbesar Keempat di Dunia

Ini tertuang dalam laporan Bank Dunia bertajuk Migration and Remmitances Factbook 2016.

oleh Nurmayanti diperbarui 31 Des 2015, 14:01 WIB
Diterbitkan 31 Des 2015, 14:01 WIB
20151111-TKI-Jakarta-Angga-Yuniar
Sejumlah koper TKI berjejer di Bandara Soekarno Hatta,Tangerang, Rabu (11/11). Sebanyak 450 WNI overstayers dan TKI undocumented dari Jeddah, Arab Saudi dipulangkan pemerintah Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia tercatat menjadi negara penerima remitansi terbesar ke-4 di dunia. Jumlah aliran uang (remitansi ) yang dikirimkan tenaga kerja Indonesia ke Tanah Air diperkirakan mencapai US$ 10,5 miliar tahun ini, naik dibanding 2014 yang mencapai US$ 8,3 miliar atau Rp. 97 triliun.

Sebagian besar uang tersebut, disalurkan ke rumah tangga dan digunakan buat memenuhi kebutuhan sehari-hari serta membiayai pendidikan dan keperluan anak.

Soal remitansi, India berada di posisi pertama dengan nilai US$ 72,2 miliar, China US$ 63,9 miliar dan Filipina US$ 29,7 miliar. Ini tertuang dalam laporan Bank Dunia bertajuk Migration and Remmitances Factbook 2016, Kamis (31/12/2015).

Menurut laporan itu, remitansi pekerja migran berperan besar dalam pembangunan nasional, serta menopang jutaan rumah tangga di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

“Uang yang dikirimkan TKI itu umumnya, dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta membiayai pendidikan dan keperluan anak,” jelas laporan Bank Dunia.

Menurut peneliti Researsch Asia Institute Silvia Mila Arini, hanya sedikit remitansi itu dipakai untuk investasi fisik, seperti membeli ternak, disimpan dalam bentuk deposito, membeli lahan pertanian dan peralatan pertanian maupun berdagang.

Hal ini dikatakan tidak mengejutkan sebab motivasi para pekerja migran adalah untuk menopang kehidupan keluarga atau rumah tangganya.

Secara global, pekerja migran atau orang bekerja diluar negaranya bakal menembus 250 juta jiwa tahun ini. Adapun remitansi mengalir ke negara asal diprediksi mencapai US$ 601 miliar. Sebesar US$ 44 miliar diantaranya mengalir ke negara berkembang.

"Tiga kali lebih besar ketimbang dana bantuan pembangunan, remitansi pekerja migran bakal menyokong hidup jutaan rumah tangga di negara berkembang. Sebagai tambahan, pekerja migran internasional juga mampu menyimpan lebih dari US$ 500 miliar per tahun," kata Dilip Ratha, salah satu penulis factbook, dalam situs resmi Bank Dunia.

Tahun lalu, Amerika Serikat menjadi negara sumber remitansi terbesar, sekitar US$ 56 miliar. Diikuti Arab Saudi US$ 37 miliar, dan Rusia US$ 33 miliar. Adapun Indonesia berada di empat terbawah, sekitar US$ 4,1 miliar.(Nrm/Ahm)

 

 

 

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya