Penurunan Tarif Listrik Kerek Daya Saing RI di Pasar Bebas ASEAN

Penurunan tarif listrik bisa menangkan Indonesia dalam persaingan MEA

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 01 Jan 2016, 22:15 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2016, 22:15 WIB
Ilustrasi tarif listrik Naik
Ilustrasi tarif listrik Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) telah menurunkan tarif tenaga listrik (TTL) untuk 12 golongan pelanggan. Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika menyatakan, penurunan TTL akan membuat daya saing Indonesia meningkat terutama di sektor industri.

Kardaya mengatakan, kebijakan ini keluar pada momen yang pas, yakni menjelang MEA. Penurunan tarif listrik sangat baik bagi biaya produksi. Pasalnya, listrik merupakan komponen yang memiliki porsi besar dalam biaya produksi.

"Itu sangat bagus, kalau tarif turun artinya biaya aktivitas turun, itu sangat penting karena energi salah satu faktor biaya ekonomi produksi," kata Kardaya, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (1/1/2016).

Kardaya melanjutkan, dengan biaya produksi yang murah, Indonesia akan dilirik dan menjadi sasaran penanam modal. Hal ini juga bisa menjadi keunggulan untuk memenangkan pasar bebas ASEAN atau MEA.

"Karena kita akan masuk MEA, maka itu akan dilihat Indonesia bagaimana (harga energinya)," tutur Kardaya.

Meski begitu, lanjutnya, saat ini harga listrik dan Bahan Bakar Minyak (BBM) Indonesia masih jauh lebih tinggi ketimbang negara Asia Tenggara lainnya. Karena itu, Pemerintah perlu mengkaji ulang harga energi tersebut agar lebih murah.

"Sekarang harga BBM Indonesia masih tinggi dibandingkan negara ASEAN, listrik juga tinggi, energi lihat sisi luar, dengan energi mahal di sini maka kegiatan industri garmen pasti lari karena sangat butuh listrik karena komponen utama listrik," tutup Kardaya. (Pew/Zul)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya