Pertumbuhan Penjualan Listrik PLN di 2015 Terendah dalam 10 Tahun

Rendahnya pertumbuhan penjualan listrik tersebut disebabkan oleh ‎perekonomian dunia dan nasional yang kurang baik.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Jan 2016, 18:00 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2016, 18:00 WIB
20151217-Sistem-Kelistrikan-Jakarta-AY
Pekerja tengah memasang Trafo IBT 500,000 Kilo Volt di Gardu induk PLN Balaraja, Banten, Kamis (16/12). Pemasangan terafo tersebut diperuntukan untum perkuatan sistem kelistrikan Jakarta-Banten. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan penjualan listrik ‎yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) pada 2015 kemarin merupakan penjualan terendah dalam 10 tahun terakhir. Rendahnya pertumbuhan penjualan listrik oleh PLN tersebut disebabkan karena kondisi ekonomi yang juga sedang mengalami penurunan. 

Kepala Divisi Niaga PLN, Benny Marbun mengatakan, penjualan listrik PLN sepanjang 2015 ‎tercatat hanya 202 terra Watt hour (tWh). Jumlah tersebut hanya meningkat 2,2 persen dari penjualan di tahun sebelumnya atau di 2014 yang tercatat 194 tWh.

"Penjualan listrik di 2015 pertumbuhannya cuma 2,2 persen saja. Jauh jika dibandingkan dengan pertumbuhan 2013 ke 2014 yang tercatat 5,6 ‎persen. Bagi kami ini cukup rendah, terendah dalam 10 tahun terkahir," kata Benny, di kantor Pusat PLN, Jakarta, Kamis (7/1/2015).

Benny mengungkapkan, rendahnya pertumbuhan penjualan listrik tersebut disebabkan oleh ‎perekonomian dunia dan nasional yang kurang baik. Sehinga membuat konsumsi listrik mengalami penurunan. "Karena industri sangat kecil pertumbuhannya, bahkan ada industri yang tidak tumbuh sehingga mengurangi pemakaian," tuturnya.

Benny mengungkapkan, pelangan listrik PLN yang mengalami penurunan konsumsi listrik paling besar adalah golongan industri, sedangkan porsinya dalam penj‎ualan listrik mencapai 35 persen.

"Untuk bisnis masih bagus bisa tumbuh 5 persen sampai  6 persen, rumah tangga relatif stabil, hanya industri saja yang agak lemah. Mereka kendalikan produksi karena pasar berkurang terutama pasar ekspor, terutama untuk industri baja dan tekstil," tutup Benny.

Kinerja keuangan

‎Kinerja keuangan PT PLN (Persero) pada kuartal III 2015 kemarin masih merah. BUMN kelistrikan itu mencatat rugi bersih Rp 27,4 triliun karena adanya rugi selisih kurs sebesar Rp 45,7 trilliun.

"‎Hal itu disebabkan adanya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Di mana kurs rupiah terhadap dolar AS per 31 Desember 2014 dan per 30 September 2015 masing masing sebesar Rp 12.440 dan Rp 14.657," kata Pelaksana Tugas Kepala Satuan Komunikasi Korporat‎ Bambang Dwiyanto.

Dengan diberlakukannya Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 mulai tahun 2012, lanjut dia, sebagian besar transaksi tenaga listrik antara PLN dengan pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) dicatat seperti transaksi sewa guna usaha.

Kondisi ini berdampak pada liabilitas/utang valas PLN meningkat signifikan dan laba rugi PLN sangat berfluktuasi dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap valas.

Untuk mengurangi beban operasi akibat mata uang rupiah yang terdepresiasi terhadap mata uang asing terutama dolar AS, mulai April 2015 PLN telah melakukan transaksi lindung nilai atas sebagian kewajiban dan utang usaha dalam valuta asing yang akan jatuh tempo.

PLN mencatat kenaikan penjualan listrik sebesar Rp 20,7 triliun atau 15,56 persen menjadi Rp 153,9 triliun hingga kuartal III 2015. Pertumbuhan pendapatan ini berasal dari kenaikan volume penjualan menjadi sebesar 149,7 Terra Watt hour (TWh) atau naik 1,94 persen dibanding dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 146,8 TWh.

"Serta adanya kenaikan harga jual rata-rata dari sebesar Rp 910,61/KWh menjadi Rp 1.036,16/KWh," ungkapnya.

Jumlah pelanggan yang dilayani perusahaan pada akhir kuartal III 2015 mencapai 60,3 juta pelanggan atau naik 13,78 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 56,5 juta pelanggan.

Bertambahnya jumlah pelanggan ini juga mendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional yaitu dari 82,9 persen pada September 2014 menjadi 87,3 persen pada September 2015. (Pew/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya