Ini Cara Pemerintah Alirkan Listrik di Indonesia Timur

Kementerian ESDM terus akan mendorong para investor untuk mau berinvestasi ke sektor energi khususnya untuk percepatan penyaluran listrik.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 15 Jan 2016, 10:56 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2016, 10:56 WIB
20150812-Pasukan Elite PLN-Jakarta
Pasukan Elit PLN saat beraksi di Menara Sutet Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus akan mendorong para investor untuk mau berinvestasi ke sektor energi khususnya untuk percepatan penyaluran listrik di wilayah Indonesia Timur.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengatakan, pembangunan jaringan listrik di Indonesia Timur penuh tantangan. Pasalnya, kondisi geografis di wilayah timur sangat beragam "Susah dijangkau. Secara individu saja susah apalagi bawa peralatan," jelas Rida,di Jakarta,Jumat (15/1/2016).

Namun, kondisi tersebut bukan menjadi halangan bagi pemerintah untuk mengalirkan listrik ke wilayah Indonesia Timur. Pemerintah tetap mencari cara agar daerah-daerah tersebut bisa mendapat sambungan listrik. 

Langkah yang dilakukan oleh pemerintah adalah mengajak investor untuk ikut melistriki wilayah tersebut. Adanya investor ini sangat berguna karena pemeirntah juga memiliki keterbatasan anggaran untuk membangun infrastruktur listrik di Indonesia timur.

"Ada dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) namun terbatas dan dicairkan secara bertahap. Nah, jadi tidak bisa memenuhi semuanya," tambahnya. 

Saat ini, Kementerian ESDM telah memiliki program energi baru terbarukan untuk desa. Di situ kami akan melibatkan investor untuk masuk ke proyek yang selama ini ditalangi oleh APBN. Artinya penyediaan listrik daerah terpencil akan cepat terpenuhi karena akan dilakukan secara bersama. Jadi tidak hanya dari APBN tapi swasta juga," paparnya.

Menurut Rida, Indonesia Timur saat ini menjadi sasaran pembangunan infrastruktur untuk pemerataan pembangunan, selain itu rasio elektrifikasi wilayah tersebut juga masih rendah.

"Kami konsentrasikan ke Timur dimana rasio elektrifikasi masih rendah. Kami bangun di sana karena sudah lama mereka gelap gulita dan sudah lama mereka berharap kita datang ke sana," tutup Rida. (Pew/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya