Liputan6.com, Jakarta Petani tebu rakyat menolak rencana impor gula kristal putih (GKP) yang digulirkan pemerintah. Para petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) melayangkan surat ke Presiden Joko Widodo terkait penolakan impor ini.
Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen dalam surat tersebut mengatakan, saat ini petani tengah berupaya meningkatkan produktivitas tebu. Di sisi lain, kalangan petani ini kaget kala mendapat kabar rencana pemerintah mengimpor GKP sebanyak 200 ribu ton.
"Kebijakan tersebut menyebabkan menurunnya gairah petani dalam peningkatan produksi tebu yang pada akhirnya akan berdampak pada tidak tercapainya target produksi gula nasional," tutur Soemitro dalam surat tersebut yag dikutip Liputan6.com, Jumat (15/1/2015).
Advertisement
Baca Juga
Dari perhitungannya, stok gula nasional saat ini masih cukup hingga musim giling 2016 yang akan dimulai pada Mei tahun ini. Piahknya berpendapat, mengingat hal tersebut tak perlu ada impor GKP yang rencananya bakal dilakukan pemerintah melalui Badan Usrusan Logistik (Bulog).
"Selain stok masih mencukupi, keberatan kamu juga didasarkan pada kenyataan bahwa tidak ada kelangkaan gula di pasar dan harga gula masih dalam kondisi stabil," tuturnya.
Dalam surat tersebut juga APTRI melaporkan adanya rembesan gula rafinasi alias gula industri ke pasar konsumsi. Dia mengatakan, gula rafinasi tersebut diperuntukkan untuk industri kecil dan menengah yang disalurkan melalui distributor.
APTRI, lanjut Soemitro, khwatir penyalurannya akan memperparah rembesan gula rafinasi ke pasar konsumsi.
"Kami memohon agar Bapak Presiden berkenan meninjau kembali kebijakan-kebijakan tersebut demi kesejahteraan jutaan jiwa petani tebu dan keluarganya," katanya.
Soemitro yakin Jokowi bakal mendengar keluhannya ini.