Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) ‎mendorong perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melantai Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan begitu, BUMN akan mendapatkan modal lebih mudah, lalu dari segi transparansi lebih baik.
Ekonom Lana Soelistyaningsih mengatakan, untuk melepas saham kondisi BUMN mesti sehat. Hal tersebut diperlukan untuk mengangkat pasar.
Baca Juga
"‎Mesti BUMN menarik, karena terakhir BUMN belum bisa mengangkat, Garuda dan Krakatau Steel," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (16/2/2016).
Advertisement
Lana mengatakan, pelaku pasar sedang kekurangan pilihan saham. Dia juga mengatakan, sebagian besar harga saham juga terlampau mahal.
Lana menuturkan, penawaran saham BUMN akan menjadi alternatif pelaku pasar untuk memenuhi kebutuhan saham tersebut.‎
Baca Juga
"Kalau dilihat kebutuhan pasar modal perlu initial public offering (IPO), pilihan saham tidak banyak, dan kapitalisasi asing. Kita tahu asing menggerakkan pasar. Kalau tidak IPO besar sulit indeks untuk naik dengan saham yang ada mahal," jelas Lana.
Dia mengatakan, kondisi saat ini BUMN yang bergerak di sektor keuangan berpeluang untuk mencatatkan saham dengan asumsi kinerjanya membaik. Adapun perusahaan yang dimaksud ialah PT Pegadaian.
Lalu, sektor non keuangan yang menarik untuk dicatatkan yakni PT Hutama Karya. "Mungkin menarik pegadaian, berbasis keuangan, tapi berbasis non keuangan infrastruktur PT Hutama Karya," ujar dia.
Hal senada dikatakan Kepala Riset PT Bahana Securities Harry Su. Ia menuturkan BUMN yang melakukan IPO juga perlu persiapan yang baik. "BUMN perlu melakukan IPO tetapi harus dengan persiapan yang baik seperti struktur dan laba bersih yang baik," kata Harry.
Pada penutupan perdagangan saham tahun 2015 Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mendorong perusahaan BUMN untuk melantai di BEI. Menurutnya, dengan melantai di BEI perusahaan akan mudah dalam mendapatkan modal.
JK mengucapkan, dengan IPO maka perusahaan pelat merah akan lebih transparan karena perusahaan pelat merah harus rutin melaporkan keuangannya.
"Kita harapkan begitu. IPO di samping meningkatkan modalnya juga agar transparansi itu timbul, karena dia terbuka atau Tbk kan pasti dia transparan dibanding dengan perusahaan yang tertutup," ujar dia. (Amd/Ahm)