Liputan6.com, New York - Harga emas turun pada perdagangan Selasa karena investor lebih percaya diri dengan pertumbuhan ekonomi global di tengah penguatan pasar saham dan pernyataan dari bank Sentral Eropa.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (17/2/2016), harga emas untuk pengiriman April, yang merupakan kontrak yang paling aktif diperdagangkan, ditutup turun 2,5 persen pada US$ 1.208,20 per ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Baca Juga
Penurunan harga emas ini terjadi setelah pada pekan lalu harga emas sempat reli tajam. Kenaikan harga emas pada pekan lalu terjadi karena pelaku pasar melihat bahwa risiko pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia sangat besar sehingga mereka menyimpan dananya di aset yang aman.
"Investor kembali ke emas karena logam mulai tersebut merupakan instrumen investasi safe haven," kata Kepala Penelitian ETF Securities James Butterfill.
Namun pada perdagangan kemarin bursa saham di Amerika Serikat (AS) dan Eropa menunjukkan level yang positif yang menandakan adanya keyakinan kembali dari pelaku pasar bahwa penurunan ekonomi seperti yang diperkirakan tidak akan menjadi kenyataan.
Pada penutupan perdagangan, Dow Jones Industrial Averange (DJIA) naik 192,84 poin atau 1,21 persen ke angka 16.166,41. Indeks S&P 500 juga menguat 28 poin atau 1,52 persen kelevel 1.893,20. Sedangkan indeks Nasdaq naik 92,13 poin atau 2,12 persen ke level 4.429,64.
Selain itu, pada Senin kemarin Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengeluarkan pernyataan bahwa Bank Sentral Eropa tidak akan ragu-ragu untuk mengeluarkan stimulus lagi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. (Gdn/Nrm)