Produsen Mebel Tiongkok Ingin Pindahkan Pabrik ke RI

Saat ini upah pekerja di sektor permebelan dan kerajinan di Tiongkok sudah mencapai US$ 400.

oleh Septian Deny diperbarui 11 Mar 2016, 20:17 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2016, 20:17 WIB
20150917-Mebel
(Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) menyatakan industri mebel dan kerajinan Tiongkok berencana untuk memindahkan pabriknya ke Indonesia. Langkah ini dilakukan menyusul semakin melemahnya daya saing produk lantaran upah minimum pekerja di negara tersebut yang semakin tinggi.

Ketua UmumAMKRIRudi Halim mengatakan, sejauh ini sudah ada dua asosiasi asal negeri tirai bambu yaitu asosiasi permesinan mebel serta asosiasi mebel dan kerajinan China yang menyatakan siap bekerja sama dengan industri mebel di Indonesia. 

"Baru kali ini industri mebel Tiongkok datang ke Indonesia," ujarnya di Jakarta, Jumat (11/3/2016).

Dia mengungkapkan, saat ini upah pekerja di sektor permebelan dan kerajinan di Tiongkok sudah mencapai US$ 400. Hal ini membuat produsen harus mengeluarkan biaya produksi lebih besar dan berdampak harga jual produknya. 

"Mereka katakan upah pekerja sudah US$ 300-US$ 400 sehingga daya saing produk hilang," lanjut dia.

Selain ke Indonesia industri mebel Tiongkok juga telah merelokasi pabriknya di Vietnam. Namun menurut Rudi, dengan jumlah penduduk yang hanya sepertiga Indonesia, kondisi Vietnam sudah tidak kondusif untuk industri mebel.

Oleh sebab itu investor China siap mengalihkan lokasi investasi mebel ke Indonesia. "Sebagian pengusaha China sudah pindah ke Vietnam, sebagian lagi akan ke Indonesia," tandasnya. (Dny/Gdn)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya