Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) kembali akan menggelar pameran furnitur dan kerajinan IFFINA Indonesia Mebel & Design Expo dengan mengangkat tema “A Showcase of Indonesia’s Finest Furniture and Homedecor”.
Ketua Umum Asmindo Dedy Rochimat mengatakan, diharapkan kehadiran pameran tahunan ini bisa menjadikan Indonesia sebagai pusat furnitur yang diperhitungkan dunia
Advertisement
Baca Juga
"Mari kita jadikan Indonesia sebagai pusat furniture yang diperhitungkan dunia," kata Dedy dalam peluncuran IFFINA 2025, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (23/1/2025).
Advertisement
Sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat pasar ekspor, sekaligus melindungi pasar domestik, Asmindo terus berkomitmen menggerakkan berbagai inisiatif. Salah satu langkah strategisnya adalah melalui penyerenggaran pameran IFFINA 2025.
Lebih lanjut, Dedy menjelaskan bahwa IFFINA 2025 yang kemudian juga akan disebut sebagai IFFINA+ nantinya akan menempatkan posisinya sebagai top of mind untuk furnitur, dan bukan hanya mengikutsertakan sektor furnitur dan kerajinannya saja, namun juga sebagai highlight bagi industri hotel dan hospitality, dekorasi rumah, serta project sourcing.
Lantaran gelaran IFFINA+ ini hadir di akhir tahun yakni pada 17 hingga 20 September 2025 bertempat di ICE (Indonesia Convention Exhibition) BSD, Tangerang, sehingga sekaligus menjadi trend forecasting bagi industri furnitur dan desain di tahun berikutnya.
"IFFINA+ bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional, mendukung pertumbuhan ekspor, sekaligus membuka peluang besar bagi sektor proyek di Indonesia," ujarnya.
Perkembangan Industri Furnitur Indonesia
Dalam sambutannya, Dedy menyampaikan bahwa industri furnitur Indonesia terus menunjukkan potensi besar dalam mendukung perekonomian nasional.
Data dari BPS menunjukkan selama periode Januari hingga Oktober 2024, sebuah ekspor furnitur mencatat pertumbuhan positif sebesar 4,7 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
"Ini merupakan kabar baik yang patut kita syukuri, sekaligus menjadi modal optimis untuk menyongsong tahun 2025 dengan semangat yang lebih tinggi," ujarnya.
Namun di sisi lain, pasar domestik menghadapi tantangan serius dengan meningkatnya arus furnitur impor. Data dari BPS menunjukkan bahwa import furniture meningkat hingga 16 persen dalam periode yang sama, ditambah semakin banyaknya pameran produk furniture impor yang diselenggarakan di Indonesia.
Menurutnya, kondisi ini semakin mempersempit ruang gerak bagi produk lokal. Sebagai organisasi yang menaungi 90 persen anggota di kalangan UKM, Asmindo sangat mengharapkan keberpihakan dan dukungan nyata dari pemerintah untuk melindungi pasar domestik.
"Kami berharap adanya dukungan regulasi yang lebih kuat untuk mengontrol arus import furniture, termasuk dengan memberikan prioritas kepada produk lokal dalam belanja pemerintah," ujarnya.
Advertisement
Asmindo Minta Insentif
Selain itu, pemerintah diharapkan dapat menyediakan insentif untuk menarik investor membangun pabrik yang mampu menghasilkan produk masal dan bahan baku pendukung, misalnya engsel, relaji, skrup, dan lain sebagainya. Untuk kemudian bisa terjadi alih teknologi. Dengan demikian, bersama-sama kita dapat mendukung pertumbuhan industri furniture di Indonesia.
"Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Menteri Perdagangan Republik Indonesia, atas kesediaan memberikan tempat dan dukungan penuh untuk terserenggaranya acara ini," ujarnya.
Deddy menegaskan sangat mengharapkan dukungan berkelanjutan untuk IFFINA 2025 dari Pemerintah dan stakeholder, agar tujuan ini mampu mendorong memajukan industri furniture dan kerajinan dapat tercapai.
"Kami percaya bahwa dengan sinergi antara pemerintah, pelaku, industri, dan seluruh stakeholder, maka industri furniture dan kerajinan Indonesia dapat mensejahterakan bangsa dan negara Republik Indonesia tercipta," pungkasnya.