Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah diminta untuk memberikan dukungan terhadap pengembangan produk kerajinan rotan dalam negeri. Selama ini produk tersebut dinilai kurang mendapat perhatian dibandingkan produk dari bahan baku lain seperti jati dan mahoni.
Product Designer dari Studio Hiji Abie Abdillah mengatakan, Indonesia memiliki bahan baku rotan yang melimpah. Namun sayangnya produk hasil kerajinan ini masih terbatas dan hampir semuanya diekspor ke negara lain.
"Dalam arti mebel, di Indonesia diproduksi dengan material secara alam dan juga dengan perajin. Dengan material alam yang melimpah macem jati dan mahoni, salah satu yang penting adalah rotan. Rotan itu 90 persen diekspor," ujarnya di Jakarta, Sabtu (12/3/2016).
Abie menjelaskan, saat ini potensi ekspor produk mebel dan kerajinan Indonesia mencapai US$ 10 miliar. Namun sayangnya porsi rotan kurang dari 20 persen.
Baca Juga
"Pasar potensial mebel itu US$ 10 miliar dolar. Rotan itu hanya US$ 100-US$ 200 juta per tahun. Industri rotan terbesar di dunia ada di Indonesia. Pasar rotan di Indonesia itu 10 persen, bahkan nggak sampai 20 persen. Makanya kita harus buat negara sendiri aware. Indonesia itu sumber rotan dan produk rotan terbaik," jelasnya.
Sementara itu, Project Coordinator Indonesia Desainer Rina Renville mengatakan, agar produk kerajinan rotan ini mampu berkembang dengan baik, maka dibutuhkan desainer-desainer yang mampu membuat produk rotan ini bernilai jual tinggi.
Pemerintah diharapkan berperan aktif mencetak lebih banyak desainer mebel dan furnitur berbahan baku agar produk Indonesia semakin digemari, baik di dalam maupun luar negeri.
"Desainer lebih diperbanyak dan tingkatkan added value. Dengan meningkatnya added value maka akan meningkatkan daya saing. Jadi dengan added value, kita bisa bersaing dan menembus pasar," tandasnya. (Dny/Nrm)
Advertisement