Menaker: Persaingan Bisnis Transportasi Berimbas ke Pekerja

Kemunculan layanan aplikasi transportasi ini bukan hanya ‎‎mampu menyerap tenaga kerja baru tetapi juga menjadi ancaman bagi tenaga kerja.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Mar 2016, 20:19 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2016, 20:19 WIB
3 Jurus Menaker Hanif Hadapi MEA 2015
Menteri Ketenagakerjaan, M. Hanif Dhakiri punya 3 jurus dan strategi dalam menghadapi pemberlakuan era MEA 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan pengemudi angkutan umum menggelar aksi unjuk rasa pada Selasa (22/3/2016). Di sejumlah titik, aksi unjuk rasa ini juga diikuti dengan tindak anarkis dan sweeping terhadap pengemudi angkutan umum lain.

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan, ‎aksi unjuk rasa ini merupakan bentuk penyampaian aspirasi dari masyarakat. Namun, aksi tersebut seharusnya tidak dilakukan secara anarkis sehingga berpotensi menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

"Saya bersimpati dengan aksi ini. Betapa pun ini merupakan aspirasi dari masyarakat. Namun demikian kita harap aksinya jangan sampai anarkis dan mengganggu orang lain," ujar dia di Jakarta, Selasa (22/3/2016).

Sementara terkait dengan persaingan bisnis yang terjadi antara moda transportasi online dengan konvensional, Hanif mengakui hal ini akan berdampak pada sektor tenaga kerja.

Dia menilai, kemunculan layanan aplikasi transportasi ini bukan hanya ‎‎mampu menyerap tenaga kerja baru tetapi juga menjadi ancaman bagi tenaga kerja yang sudah ada.

 "Saya melihat ini lebih pada persaingan bisnis yang berimplikasi pada masalah ketenagakerjaan. Ini menyangkut soal masa depan dari pengemudi-pengemudi konvensional itu agar bisa tetap survive," kata dia.

Meski demikian, Hanif menilai penggunaan teknologi dalam layanan transportasi umum saat ini sudah menjadi hal yang mutlak dilakukan untuk mengikuti perkembangan zaman. Sekarang tinggal bagaimana inovasi yang dilakukan  para pengusaha transportasi agar mampu bersaing.

"Munculnya aplikasi online untuk transportasi ini suatu yang tidak bisa terhindarkan. Saya kira harus dicari cara dan solusi agar bisa memberi hidup kepada semuanya. Karena yang online dari segi kompetisi lebih sesuai dengan keadaan yang sekarang, tapi yang konvensional ini butuh hidup. Apa yang berkembang harus dikelola dengan baik, mungkin harus lihat aturannya lagi, apakah aturannya diubah disesuaikan dengan keadaan dan sebagainya. Intinya semua harus hidup," tandas dia. (Dny/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya