Cegah Penyimpangan BBM, Mobil Dinas Kebersihan DKI Dipasang RFID

Dengan menggunakan RFID membuat konsumsi BBM bisa terkontrol. Itu karena pembelian BBM menggunakan kartu yang sudah ditetapkan kuotanya.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 04 Apr 2016, 12:31 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2016, 12:31 WIB
Cegah Penyimpangan BBM, Mobil Dinas Kebersihan DKI Dipasang RFID
Dengan menggunakan RFID membuat konsumsi BBM bisa terkontrol. Itu karena pembelian BBM menggunakan kartu yang sudah ditetapkan kuotanya.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memasang alat Radio Frequency Identification (RFID) pada kendaraan operasional Dinas Kebersihan. Penggunaan RFID dinilai sangat efektif dalam upaya meningkatkan transparansi dan efisiensi penggunaan Bahan Bakar Minyak (‎BBM).

Direktur Utama Pertamina Retail Toharso mengatakan, dengan menggunakan RFID membuat konsumsi BBM bisa terkontrol. Itu karena pembelian BBM menggunakan kartu yang sudah ditetapkan kuota pembeliannya.

"Ini fleksibel setiap hari ada batasan liter atau rupiah," kata Toharso dalam launching Kerjasama Penggunaan RFID CARD PT Pertamina Retail dengan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, di SPBU Pertamina Jalan Yos Sudarso, Jakarta, Senin (4/4/2016).

Toharso menjelaskan, RFID juga tidak bisa digunakan pada kendaraan yang tidak memiliki identitas sama dengan kartu, sehingga aman dari unsur penyalahgunaan. Selain itu, pengisian bahan bakar dapat terdata dengan detail, terkait jumlah, tempat dan waktunya.

"Kita bisa deteksi di mana kendaraan isi BBM, berapa jumlahnya dicatat dalam detik, jam. Jadi misalkan mobil digunakan driver operasi di Jakarta lalu ketika di-print seperti rekening koran. Lalu kendaraan dinas diisi supir di print out di Bogor itu di pertanyakan," tegas dia.


Selain itu, dengan menggunakan RFID dapat memudahkan audit penggunaan Bahan bakar. Namun pengisian bahan bakar hanya bisa dilakukan pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik Pertamina Retail ( COCO) dengan kode angka 1 pada urutan kedua nomor identitas SPBU. "Ini jadi kontrol pengendalian ketika ada periksa dari BPK BPKP ini diprint saja," dia menuturkan.

‎Penggunaan alat kontrol konsumsi BBM  berbentuk kartu tersebut, merupakan tindak lanjut dari Kesepakatan Bersama antara Pertamina dan Pemprov DKI Jakarta untuk Pengembangan Infrastruktur Migas, Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan di wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Saat ini,  kartu RFID yang terdistribusi untuk kendaraan operasional dinas kebersihan sebanyak 2.500 kartu. Kemudian akan meningkat menjadi sedikitnya 6.000 kartu RFID, untuk seluruh dinas Pemprov DKI Jakarta yang berlangganan BBM Pertamina.

Adapun total dinas Pemprov DKI Jakarta yang sudah berlangganan BBM Pertamina saat ini sebanyak 370 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD)  dengan total anggaran sekitar Rp 396,8 miliar per tahun.

"Penggunaan kartu RFID untuk Dinas Kebersihan Pemprov DKI Jakarta ini adalah milestone sebelum diperluas ke dinas-dinas lainnya," ungkap Toharso.

Secara keseluruhan Pertamina Retail telah menerbitkan sekitar 35 ribu kartu RFID. Dengan jumlah SPBU COCO yang terus bertambah, diharapkan penggunaan kartu tersebut juga semakin meluas oleh para pelanggan  Pertamina Retail.

RFID adalah wujud teknologi digital dalam bentuk kartu yang saat ini telah banyak dipergunakan dalam bisnis e-money yang dikeluarkan bank. 

Dengan menggunakan RFID, konsumen akan mendapat beberapa kelebihan yaitu aman dalam penggunaan. Itu karena satu kartu hanya dipergunakan untuk satu kendaraan sesuai Nomor Polisi kendaraan tersebut.

Kemudian fleksibel karena adanya daily limit system dalam pengisian dan transparan dengan pelaporan penggunaan realisasi per periode. Serta kontrol yang mudah di mana pelanggan mendapatkan dua struk bukti pengisian BBM.(Pew/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya